Berandasehat.id – Takut terpapar Covid-19 saat dirawat di rumah sakit? Ada sedikit angin segar. Kamar rumah sakit tempat pasien Covid dirawat hanya memiliki sedikit atau tidak ada kontaminasi virus aktif di permukaan, menurut sebuah penelitian di Rumah Sakit Universitas Duke.

Temuan yang dipublikasikan secara online di jurnal Clinical Infectious Diseases, menyimpulkan bahwa permukaan yang terkontaminasi di lingkungan rumah sakit tidak mungkin menjadi sumber penularan virus secara tidak langsung.

“Pada awal pandemi, ada penelitian yang menemukan bahwa SARS-CoV-2 dapat dideteksi di permukaan selama berhari-hari,” kata penulis senior studi tersebut, Deverick Anderson, M.D., profesor di Departemen Kedokteran di Duke. “Tapi ini tidak berarti virus itu layak (mampu menginfeksi). Kami menemukan hampir tidak ada virus hidup yang menular di permukaan yang kami uji.”

Ilustrasi kamar rumah sakit (dok. istimewa)

Anderson dan rekannya, yang bekerja di bawah Program Episentrum Pencegahan CDC, menguji berbagai permukaan di kamar rumah sakit dari 20 pasien Covid di Rumah Sakit Universitas Duke selama beberapa hari rawat inap, termasuk pada hari 1, 3, 6, 10 dan 14.

Sampel diambil dari rel tempat tidur pasien, wastafel, area persiapan medis, komputer kamar dan pegangan pintu keluar. Sampel akhir dikumpulkan di komputer stasiun perawat di luar ruang pasien.

Pengujian PCR menemukan bahwa 19 dari 347 sampel yang dikumpulkan positif virus, termasuk sembilan dari rel tempat tidur, empat dari wastafel, empat dari komputer kamar, satu dari area persiapan medis dan satu dari pegangan pintu keluar. Semua sampel komputer stasiun keperawatan negatif.

Dari 19 sampel positif, sebagian besar (16) berasal dari hari pertama atau ketiga rawat inap.

Semua 19 sampel positif disaring untuk virus menular melalui kultur sel dengan hanya satu sampel- yang diperoleh pada hari ketiga dari pasien yang bergejala dengan diare dan demam – menunjukkan potensi untuk menular.

“Sementara kamar rumah sakit dibersihkan secara rutin, kami tahu bahwa tidak ada lingkungan yang steril,” kata Anderson. “Pertanyaannya adalah apakah sejumlah kecil partikel virus yang terdeteksi pada permukaan mampu menyebabkan infeksi. Studi kami menunjukkan bahwa ini bukan cara penularan yang berisiko tinggi.”

Anderson mengatakan temuan itu memperkuat pemahaman bahwa SARS-CoV-2 terutama menyebar melalui pertemuan orang ke orang melalui tetesan pernapasan di udara. Dia mencatat bahwa orang harus berkonsentrasi pada strategi anti-infeksi yang diketahui seperti memakai masker dan menjaga jarak untuk mengurangi paparan partikel di udara. (BS)