Berandasehat.id – Isu seputar gizi masih menjadi tantangan di Indonesia, tak terkecuali di wilayah Jawa Barat. Guna mengatasi permasalahan tersebut, pemerintah telah menerapkan pedoman gizi seimbang sebagai langkah taktis, yang bukan hanya menekankan pada pentingnya asupan bergizi, tapi juga pembiasaan gaya hidup bersih dan aktif.
“Pedoman Isi Piringku dapat dijadikan acuan bagi masyarakat, khususnya bagi para ibu dalam menyiapkan asupan yang dibutuhkan keluarga. Sebagai momen penting dalam memulai hari, pemenuhan gizi seimbang saat sarapan mutlak diperlukan guna memenuhi kebutuhan energi harian seluruh anggota keluarga,” ujar Staf Ahli Gubernur Jawa Barat Bidang Kemasyarakatan dan SDM dr. Siska Gerfianti, MH.Kes, SpDLP di sela acara edukasi terkait sarapan gizi seimbang dan gaya hidup aktif yang digagas PT Frisian Flag Indonesia (FFI) di Bandung, Jawat, baru-baru ini.
Pentingnya pemenuhan gizi seimbang di momen sarapan juga ditegaskan praktisi kesehatan yang aktif di media sosial, dr. Gia Pratama. Menurutnya, tak hanya sebagai sumber energi harian, sarapan dengan gizi seimbang juga dapat membantu meningkatkan konsentrasi dan menjaga berat badan. “Penting untuk diingat, setiap anggota keluarga tentu memiliki kebutuhan asupan yang berbeda,” ujarnya.
Dia menambahkan, pada dewasa pedoman Isi Piringku terdiri dari 50 persen sayur dan buah, sedangkan 50 persen lainnya karbohidrat dan protein. “Bagi anggota keluarga yang membutuhkan energi lebih, kebutuhan karbohidrat dan protein pada setiap porsinya lebih besar dibanding sayur dan buah. Juga perlu diingat, semua asupan perlu diimbangi dengan aktivitas fisik harian yang mencukupi,” terangnya.
Kesempatan sama, Ketua TP PKK Provinsi Jawa Barat sekaligus Pendiri Jabar Bergerak, Atalia Praratya menekankan pentingnya peran perempuan, khususnya ibu dalam membentuk pola konsumsi dan kebiasaan baik dalam keluarga, dimulai dari sarapan. “Saya mengapresiasi Frisian Flag Indonesia yang terus aktif memberikan edukasi khususnya terhadap kader PKK di Jawa Barat, terkait pemenuhan gizi seimbang dan pentingnya penerapan gaya hidup aktif,” ujarnya.

Ilustrasi Isi Piringku (dok. ist)
Atalia sekaligus mengajak para kader PKK Jabar untuk bisa menerapkan ilmu yang didapat di rumah, serta meneruskannya kepada rekan sejawat, agar bersama-sama bisa membangun masyarakat yang aktif dan sehat.
Sementara itu, Corporate Affairs Director Frisian Flag Indonesia, Andrew F. Saputro menyadari bahwa permasalahan gizi yang masih menjadi tantangan, merupakan tanggung jawab kita bersama. “Inilah mengapa, FFI secara konsisten mengajak keterlibatan berbagai pihak untuk terus mengampanyekan urgensi asupan gizi seimbang dan pola hidup aktif, dimulai dari keluarga,” ujarnya.
Setelah sukses digelar di tiga kota besar lainnya, Bandung menjadi kota keempat sekaligus penutup dari rangkaian kegiatan edukasi terkait gizi seimbang dan gaya hidup aktif. “Total lebih dari 6.000 kader PKK dan komunitas perempuan lokal terlibat dalam kegiatan ini. Kami berharap edukasi ini dapat memberi dampak positif bagi pemenuhan asupan gizi masyarakat, serta pembiasaan gaya hidup aktif di tengah keluarga Indonesia,” pungkas Andrew.(BS)