Berandasehat.id – Sebagian besar wanita yang didiagnosis dengan kanker payudara stadium awal memiliki harapan besar untuk menjadi penyintas kanker jangka panjang. Temuan terkini sebuah penelitian yang diterbitkan oleh British Medical Journal (BMJ) menunjukkan bahwa rata-rata risiko kematian akibat kanker payudara dalam lima tahun setelah diagnosis telah turun dari 14% menjadi 5% sejak tahun 1990-an. Bagi mereka yang didiagnosis selama 2010-2015, sekitar enam dari 10 wanita memiliki risiko lima tahun sebesar 3% atau kurang.
Di seluruh dunia, lebih dari 2 juta wanita menerima diagnosis kanker payudara dini setiap tahun. Sementara risiko kematian akibat kanker payudara pada wanita ini telah menurun selama beberapa dekade terakhir, tingkat penurunan ini sebelumnya tidak diketahui. Juga tidak diketahui apakah penurunan ini berlaku untuk kelompok perempuan dengan karakteristik tertentu atau berlaku untuk semua kelompok.
Para peneliti mengatakan temuan itu dapat digunakan untuk meyakinkan sebagian besar wanita yang dirawat karena kanker payudara yang ditemukan di stadium dini, mereka cenderung menjadi penyintas kanker jangka panjang. Selain itu, temuan ini juga dapat membantu mengidentifikasi mereka dengan risiko kematian akibat kanker payudara tetap besar.
Untuk mengatasi ketidakpastian ini, para peneliti menggunakan data dari Layanan Registrasi dan Analisis Kanker Nasional untuk menyelidiki risiko jangka panjang kematian akibat kanker payudara setelah diagnosis kanker payudara dini.
Tim peneliti memasukkan semua 512.447 wanita yang terdaftar di Inggris dengan kanker payudara stadium awal (yaitu kanker yang terbatas pada payudara dan kemungkinan kelenjar getah bening aksila) sebagai kanker pertama mereka dari Januari 1993 hingga Desember 2015, dan yang awalnya dirawat dengan pembedahan.

Tingkat kematian akibat kanker payudara tahunan dan risiko lima tahun kumulatif diperkirakan, dengan mempertimbangkan waktu sejak diagnosis, periode kalender diagnosis, dan karakteristik seperti usia, apakah kanker terdeteksi melalui skrining, keterlibatan kelenjar getah bening, dan ukuran dan tingkatan tumor. Semua wanita itu diikuti hingga Desember 2020.
Hasilnya menunjukkan bahwa untuk wanita dengan diagnosis dibuat dalam masing-masing periode kalender 1993-1999, 2000-2004, 2005-2009, dan 2010-2015, angka kematian akibat kanker payudara tahunan tercatat tertinggi selama lima tahun setelah diagnosis dan kemudian menurun..
Risiko kematian akibat kanker payudara lima tahun kumulatif rata-rata 14,4% untuk wanita dengan diagnosis dibuat selama 1993-1999 tetapi hanya 4,9% untuk wanita dengan diagnosis dibuat selama 2010-2015.
Mempertimbangkan hanya 156.338 wanita dengan diagnosis selama 2010-2015, risiko kematian akibat kanker payudara lima tahun kumulatif bervariasi secara substansial antara wanita dengan karakteristik yang berbeda. Ini bervariasi sesuai dengan usia pasien, apakah kanker terdeteksi dengan skrining, apakah memiliki reseptor tertentu, dan menurut ukuran kanker, tingkat dan jumlah kelenjar getah bening yang terlibat.
Para peneliti mengakui bahwa temuan pengamatan ini tidak dapat menentukan penyebab spesifik dari penurunan angka kematian dan menunjukkan beberapa keterbatasan lainnya. Misalnya, data kekambuhan kanker tidak tersedia.
Studi berfokus pada wanita yang awalnya dirawat dengan operasi. Itu tidak termasuk wanita yang menerima pengobatan untuk mengurangi ukuran kankernya sebelum operasi, wanita yang kankernya sudah menyebar, atau wanita yang didiagnosis dengan lebih dari satu kanker.
Namun, penelitian ini memberikan gambaran yang rinci dan akurat tentang kematian akibat kanker payudara pada populasi lengkap wanita dengan kanker payudara dini hingga 20 tahun.
Dengan demikian, tim peneliti mengatakan analisis ini memberi pasien kanker payudara dini, dan dokter yang merawat mereka, dengan perkiraan kemungkinan prognosis mereka berdasarkan data terkini.
“Studi kami adalah kabar baik bagi sebagian besar wanita yang didiagnosis menderita kanker payudara (yang didiagnosis) dini sekarang ini karena prognosis mereka telah meningkat pesat. Sebagian besar dari mereka dapat berharap untuk menjadi penyintas kanker jangka panjang,” tandas peneliti. (BS)