Berandasehat.id – Sebuah studi perintis yang dilakukan oleh para peneliti di Laureate Institute for Brain Research (LIBR) di Tulsa, Okla., telah membuat langkah signifikan dalam memahami hubungan usus-otak yang sejauh ini masih sulit dipahami. Gut brain axis, sebuah hubungan kompleks usus-otak telah lama membingungkan para ilmuwan karena sulitnya mengakses bagian dalam tubuh. 

Pada studi bertajuk Parieto-occipital ERP indicators of gut mechanosensation in humans yang dipublikasikan di Nature Communications, tim peneliti berhasil meminta peserta menelan kapsul getar invasif minimal untuk mengukur respons saraf selama stimulasi gastrointestinal, memberikan pendekatan baru untuk mempelajari hubungan yang rumit ini. 

Kapsul tersebut dikembangkan oleh Vibrant Ltd. Partisipan dalam penelitian ini termasuk sukarelawan pria dan wanita dewasa yang sehat berusia 18-40 tahun.

Para peneliti menemukan bahwa para relawan dapat merasakan stimulasi kapsul yang bergetar dalam dua kondisi: normal dan ditingkatkan. Kondisi stimulasi yang ditingkatkan menyebabkan akurasi persepsi yang lebih baik, deteksi stimulasi yang lebih cepat, dan variabilitas yang berkurang dalam waktu reaksi, menunjukkan potensi untuk mempelajari metode ini dalam populasi klinis yang berbeda. 

Ini adalah terobosan yang signifikan karena menunjukkan kelayakan pendekatan baru untuk mempelajari firasat.

Para peneliti juga menemukan potensi pembangkitan lambung, yakni respons saraf yang terlambat di area otak tertentu yang secara khusus diinduksi oleh stimulasi kapsul. Respons saraf ini meningkat dalam amplitudo tergantung pada intensitas stimulasi dan secara signifikan berkorelasi dengan akurasi persepsi. Temuan ini memberikan cara baru untuk mengukur dan memahami proses saraf yang mengatur koneksi usus-otak.

“Kami dapat melokalisasi sebagian besar stimulasi kapsul ke segmen gastroduodenal saluran pencernaan menggunakan pencitraan sinar-X perut,” kata Dr. Sahib Khalsa, seorang psikiater dan ahli saraf di LIBR, dan penulis senior studi tersebut dikutip MedicalXpress. “Temuan ini sangat penting karena memberikan pemahaman yang lebih tepat tentang dari mana interaksi usus-otak ini berasal.”

Lebih lanjut Dr Khalsa mengatakan implikasi klinis potensial untuk hasil penelitian ini sangat besar. “Metode kapsul getar dapat mengubah pendekatan klinis untuk gangguan interaksi usus-otak, termasuk gangguan makan dan gangguan pencernaan tertentu seperti sindrom iritasi usus besar (IBS) atau dispepsia fungsional,” tuturnya.

Temuan studi akan menyediakan alat yang sangat dibutuhkan untuk menilai sensasi usus dalam kondisi ini dan dapat mengarah pada strategi pengobatan yang lebih personal dan efektif. “(Hasil studi) juga membuka kemungkinan untuk mengidentifikasi mediator perseptual atau biologis dari pengobatan yang berhasil, yang dapat berfungsi sebagai penanda prediktif untuk intervensi terapeutik di masa depan,” pungkas Dr. Khalsa. (BS)