Berandasehat.id – Administrasi Obat dan Makanan AS (FDA) mengumumkan akan ‘mempercepat’ tinjauan vaksin yang sedang dikembangkan untuk mencegah infeksi gonore (kencing nanah). FDA terkadang memutuskan untuk mempercepat proses untuk mendapatkan obat baru yang penting kepada pasien lebih awal, demikian bunyi pernyataan agensi tersebut.
Tindakan tersebut berlaku untuk pengobatan dan vaksin saat agensi melihat kebutuhan yang tidak terpenuhi. Gonore adalah contoh utama. Tidak ada vaksin di mana saja di dunia untuk mencegah infeksi menular seksual ini, dan lebih dari 710.000 kasus di Amerika Serikat dilaporkan ke Badan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC) pada 2021.
Saat ini, infeksi Neisseria gonorrhoeae diobati dengan antibiotik. Gejala gonore lebih sering terjadi pada pria dibandingkan wanita. Faktanya, sebagian besar wanita memiliki gejala ringan atau tanpa gejala sama sekali. Jika tidak diobati, gonore juga terkait dengan kemandulan dan risiko lebih besar untuk tertular HIV.

Ada kekhawatiran besar lainnya. CDC memperingatkan bahwa gonore yang resisten terhadap obat adalah masalah kesehatan masyarakat yang mendesak karena antibiotik yang digunakan untuk mengobatinya semakin lama semakin tidak efektif.
Kemanjuran/efikasi vaksin yang dikembangkan oleh GlaxoSmithKline sedang diuji pada manusia untuk pertama kalinya. Studi fase II yang sedang berlangsung akan mencakup 750 orang dewasa sehat yang dianggap berisiko terkena gonore. Orang berusia 18 hingga 50 tahun di AS, Inggris, Jerman, Spanyol, Brasil, Filipina, dan Afrika Selatan akan ambil bagian.
Meskipun tinjauan FDA hanya berlaku untuk AS, vaksin gonore juga akan memiliki implikasi global. Organisasi Kesehatan Dunia WHO) memperkirakan ada 82 juta kasus baru gonore yang dilaporkan setiap tahun, menjadikannya sebagai penyakit menular seksual terbanyak kedua di dunia. Hanya infeksi klamidia yang melebihi angka ini, 129 juta kasus dilaporkan, demikian laporan WebMD. (BS)