Berandasehat.id – Bau makanan laut saja bisa membuat mereka yang alergi terhadapnya sakit parah, dan karena itu lebih mungkin menghindarinya. Perilaku penghindaran yang sama ditunjukkan oleh orang yang mengalami keracunan makanan setelah makan makanan tertentu.
Para ilmuwan telah lama mengetahui bahwa sistem kekebalan memainkan peran kunci dalam reaksi kita terhadap alergen dan patogen di lingkungan, tetapi tidak jelas apakah sistem kekebalan berperan dalam mendorong perilaku seperti ini terhadap pemicu alergi.
Menurut penelitian yang dipimpin Yale yang diterbitkan di jurnal Nature 12 Juli 2023, ternyata sistem kekebalan memainkan peran penting dalam mengubah perilaku kita.
“Kami menemukan perilaku kontrol pengenalan kekebalan, khususnya perilaku defensif terhadap racun yang dikomunikasikan pertama kali melalui antibodi dan kemudian ke otak kita,” kata Ruslan Medzhitov, Profesor Imunobiologi Sterling di Fakultas Kedokteran Yale, peneliti untuk Howard Hughes Medical Institute, sekaligus peneliti senior penulis studi.

Ilustrasi ruam pada lengan anak (dok. ist)
Studi menunjukkan, tanpa komunikasi sistem kekebalan, otak tidak memperingatkan tubuh tentang potensi bahaya di lingkungan dan tidak berusaha menghindari ancaman tersebut.
Sebuah tim di lab Medzhitov, dipimpin oleh Esther Florsheim – pada saat itu seorang peneliti postdoctoral di Yale dan sekarang menjadi asisten profesor di Arizona State University, dan Nathaniel Bachtel, mahasiswa pascasarjana di School of Medicine – mempelajari tikus yang telah peka terhadap memiliki reaksi alergi terhadap protein yang ditemukan dalam telur ayam. Seperti yang diharapkan, tikus ini cenderung menghindari air yang mengandung sel telur, sedangkan tikus kontrol cenderung lebih memilih sumber air yang mengandung sel telur.
Medzhitov mengatakan bahwa temuan tersebut menggambarkan bagaimana sistem kekebalan berevolusi untuk membantu hewan menghindari relung ekologis yang berbahaya. Memahami bagaimana sistem kekebalan mengingat potensi bahaya suatu hari nanti dapat membantu menekan reaksi berlebihan terhadap banyak alergen dan patogen lainnya, demikian Healthday. (BS)