Berandasehat.id – Banyak orang enggan datang ke dokter/klinik untuk melakukan perawatan kulit dengan alasan ‘takut ketagihan’ alias bikin ketergantungan. Tak dimungkiri, kekhawatiran semacam itu memang ada sehingga sebagian orang memilih membeli produk kecantikan yang dijual bebas, baik offline maupun online, daripada melakukan perawatan kulit/kecantikan di klinik.
Merespons anggapan bahwa perawatan kulit di klinik bikin ketergantungan, CEO Klinik Estetika dr. Affandi, dr. Hengky N Affandi mengatakan hal itu tidak tepat. “Perawatan kulit itu suatu kebutuhan bukan ketergantungan. Saya analogikan kulit itu sebagai tanaman. Jika ingin terlihat bagus tentu dirawat dengan dikasih pupuk dan air. Saat kita menghentikan perawatannya, tanaman tidak secara drastis mati tapi (prosesnya) akan berlangsung pelan-pelan. Begitu juga dengan kulit yang butuh diberikan nutrisi dan harus berkesinambungan,” ujarnya di acara temu media melandai peluncuran kampanye #HappyJadiDiriSendiri yang dihelat Klinik Estetika dr. Affandi di The Habitate Jakarta, Kamis (27/7/23).
Dokter Hengky, merupakan generasi kedua yang mengelola Klinik Estetika dr. Affandi yang sudah berdiri sejak 35 tahun silam, menambahkan bila kita hentikan perawatan dalam satu hingga dua bulan, maka belum kelihatan dampaknya pada kulit. “Tapi kalau (menghentikan perawatan) 4 bulanan kondisi kulit akan turun. Pemicunya macam-macam, bisa stres, pola makan tidak sehat, atau paparan matahari yang bisa membuat kulit jadi tidak sehat,” imbuhnya.
Karenanya, merawat kulit harus dilakukan secara berkelanjutan. “Ketika kita berhenti merawatnya, maka kualitasnya otomatis ikut menurun. Jadi tidak bisa berekspektasi bahwa kulit terus bagus tanpa adanya perawatan yang dilakukan,” imbuh Dokter Hengky.

Ilustrasi perawatan wajah di klinik (dok. ist)
Hindari Overtreatment dalam Merawat Kulit
Dia juga mengingatkan agar masyarakat tidak melakukan perawatan kulit berlebihan di klinik. Meski tujuan orang datang ke klinik untuk mendapatkan kulit lebih sehat, namun tidak disarankan sampai overtreatment yang sebenarnya tidak dibutuhkan.
Saat menangani pasien/konsumen, dokter akan melakukan pemeriksaan dan diagnosis secara seksama, selanjutnya merancang perawatan yang sesuai. “Jadi perawatan akan disesuaikan dengan kondisi kulit masing-masing orang,” ujar Dokter Hengky.
Agar tidak overtreatment, maka sebagai konsumen harus cerdas. Dengan banyaknya informasi di era digital sekarang ini, setiap orang bisa mencari tahu mengenai kondisi kulitnya secara mandiri, bahkan perawatan apa yang cocok. “Berdasarkan informasi itu, saat bertemu dokter di klinik, hal itu bisa disampaikan,” ujar Dokter Hengky.
Dokter yang baik akan membangun komunikasi dua arah dengan pasien, menjadikan mereka subjek bukan objek. “Di Klinik Estetika kami menganggap pasien itu subjek, harus diajak diskusi. Komunikasi macam ini bisa menghindari overtreatment yang tidak perlu,” tandas Dokter Hengky seraya menyebut ibu negara, Iriana Jokowi, beserta anak dan menantu sudah menjadi pelanggan Klinik Estetika sejak lama. (HG)