Berandasehat.id – Fruktosa (kerap disebut gula buah) adalah sumber rasa manis dalam buah, tetapi terutama dikonsumsi di masyarakat Barat sebagai gula meja dan sirup jagung fruktosa tinggi, jauh berbeda dengan nutrisi yang dicerna nenek moyang kita menjelang bulan-bulan musim dingin.
Studi terkini mengungkap, peneliti University of Colorado Anschutz Medical Campus telah secara resmi mengidentifikasi penyebab utama obesitas: Fruktosa.
Sementara kontribusi fruktosa terhadap obesitas sudah terkenal, sebuah penelitian yang diterbitkan di Philosophical Transactions of the Royal Society B: Biological Sciences, 2 Agustus 2023, mengumpulkan sejumlah besar studi untuk membuat argumen lengkap tentang bagaimana fruktosa mendorong obesitas dan penyakit seperti diabetes dan penyakit hati berlemak.
“Ini adalah tinjauan mendalam tentang hipotesis yang menempatkan alam sebagai pusat kenaikan berat badan, memeriksa bagaimana fruktosa bekerja secara berbeda dari nutrisi lain dengan menurunkan energi aktif,” kata Richard Johnson, MD, profesor di Fakultas Kedokteran Universitas Colorado, penulis utama studi dikutip MedicalXpress.

Ilustrasi sirup jagung tinggi fruktosa (dok. ist)
“Kami menentukan fungsi fruktosa yang baru ditemukan dalam bertahan hidup yang menyimpan bahan bakar jika sumber daya menjadi langka. Ini dikenal sebagai saklar bertahan hidup,” tuturnya.
Johnson dan para peneliti mengemukakan bahwa fruktosa bekerja secara berbeda dari nutrisi lain dengan menurunkan energi aktif, merusak mitokondria.
Hasil studi menunjukkan bahwa fruktosa merangsang asupan makanan dan menurunkan metabolisme energi saat istirahat, seperti hewan yang bersiap untuk hibernasi. Selanjutnya, hasil studi menunjukkan bahwa pemberian fruktosa dapat menyebabkan penambahan berat badan, resistensi insulin, tekanan darah tinggi dan perlemakan hati di antara sejumlah masalah terkait metabolisme lainnya.
“Pekerjaan ini menyatukan argumen lengkap tentang bagaimana karbohidrat tertentu, fruktosa, mungkin memiliki peran sentral dalam mendorong obesitas dan diabetes,” urai Johnson.
Dia mengakui, itu adalah hipotesis baru yang sangat menarik yang menyatukan hipotesis lain untuk menunjukkan peran spesifik yang dimainkan fruktosa dalam permulaan obesitas. “Dan kita dapat melacaknya kembali ke nenek moyang kita, serta belajar dari hewan yang berhibernasi, persisnya bagaimana fruktosa menyebabkan ini ‘beralih’ dalam diri kita,” tandasnya. (BS)