Berandasehat.id – Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) menyetujui untuk pertama kalinya pil yang berfungsi mengobati depresi pascapersalinan, suatu kondisi yang diyakini mempengaruhi sekitar setengah juta wanita di negara itu setiap tahun.

Obat antidepresan, yang disebut Zuranolone, adalah obat oral pertama yang diindikasikan untuk mengobati depresi pascapersalinan (PPD) pada orang dewasa, bunyi pernyataan FDA, Jumat (4/8/2023).

“Sampai saat ini pengobatan depresi pascapersalinan hanya tersedia dalam bentuk suntikan IV yang diberikan oleh tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan tertentu,” tambah pernyataan itu

Asima Ahmad, kepala petugas medis di Carrot Fertility, sebuah perusahaan perawatan kesehatan di Menlo Park, California mengatakan bahwa sekitar satu dari delapan wanita mengalami gejala depresi pascapersalinan setelah melahirkan (bayi) hidup, dan di antara gejala yang dilaporkan, 75 persen tidak diobati.

“Jumlah ini meningkat untuk populasi minoritas; 81 persen wanita kulit Hitam dan 76 persen wanita Hispanik mengatakan mereka ingin belajar lebih banyak tentang kesehatan mental pascapersalinan sebelum memiliki anak, dibandingkan dengan 70 persen wanita secara keseluruhan,” ujar Ahmad kepada AFP. “Di saat kita melihat peningkatan angka kematian ibu, dan perbedaan rasial yang signifikan dalam hasil pada ibu, kita perlu fokus pada solusi, dan itu termasuk mengatasi depresi pascapersalinan.”

Pil, yang dirancang khusus untuk depresi pascapersalinan, telah terbukti bekerja lebih cepat daripada antidepresan lain dan dirancang untuk diminum hanya dalam masa dua minggu yang singkat.

Uji coba pil menunjukkan efek sampingnya tidak separah antidepresan lain yang saat ini digunakan – yang dapat menyebabkan hilangnya kesadaran secara tiba-tiba, penambahan berat badan atau disfungsi seksual – kata Ahmad.

“Baik itu insiden efek samping yang lebih rendah dan tata laksana jangka pendek, hal ini dapat membantu beberapa orang mengurangi stigma karena harus menggunakan antidepresan, berpotensi meningkatkan kepatuhan,” terangnya.

Tiffany Farchione, kepala psikiatri di Center for Drug Evaluation and Research FDA, mengatakan depresi pascapersalinan adalah kondisi serius dan berpotensi mengancam jiwa di mana wanita mengalami kesedihan, rasa bersalah, ketidakberdayaan. “Bahkan, dalam kasus yang parah, pikiran untuk melukai diri sendiri atau anaknya,” ujarnya.

“Memiliki akses ke pengobatan oral akan menjadi pilihan yang bermanfaat bagi banyak wanita yang menghadapi perasaan ekstrem, dan terkadang mengancam jiwa,” imbuhnya.

Pil tersebut akan dipasarkan dengan merek Zurzuvae, dan dikembangkan oleh Sage Therapeutics yang berbasis di Massachusetts.

Menurut New York Times, satu-satunya obat lain yang disetujui untuk depresi pascapersalinan adalah Brexanolone, yang disetujui oleh FDA pada tahun 2019 tetapi memerlukan infus intravena selama 60 jam di rumah sakit, dan harganya mahal, yakni US$34.000.

Belum ada harga yang diumumkan untuk pil oral baru itu. (BS)