Berandasehat.id – Tingginya tingkat polusi udara di Jakarta dan sekitarnya belakangan ini membuat orang mengeluhkan sejumlah gejala di antaranya mata gatal berair, napas sesak hingga batuk. Sebenarnya, batuk merupakan salah satu gejala dan atau penyakit yang kerap kali menyerang siapa pun. Batuk merupakan respons alami tubuh yang baik untuk mengeluarkan benda asing dalam tubuh.
“Batuk disebabkan oleh infeksi dan bukan infeksi. Kalau untuk infeksi itu karena virus atau bakteri. Kalau non infeksi, penyebab paling sering itu alergi. Cara membedakannya, kalau batuk karena infeksi ada gejala penyerta lain, seperti demam, sakit kepala, nyeri otot, pilek, dan sebagainya. Jadi penyakitnya progresif,” ujar Medical Officer PT Kalbe Farma Tbk, dr. Kristia Avi A dalam keterangan tulisnya.
Untuk batuk non infeksi jarang disertai demam. “Kalau pun alergi, hanya muncul di saat-saat tertentu, misalnya saat pagi atau malam hari saja. Apabila infeksi, dapat terjadi setiap saat dari pagi, siang, sore, dan malam hari,” imbuh Dokter Avi.
Dia menambahkan, infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) paling sering terjadi, bisa di hidung atau paru. “Gejalanya macam-macam, tergantung orang yang mengalaminya,” tuturnya.

Ilustrasi wanita menutup mulut dengan siku saat batuk (dok. ist)
Dokter Avi menyampaikan, gaya hidup melalui pola makan juga bisa menjadi penyebab batuk, karena makanan pedas dan beminyak dapat mengiritasi saluran pencernaan dan sakit tenggorokan. Daya tahan pun mempengaruhi proses penyembuhan batuk. Sementara itu, batuk yang disebabkan oleh virus dapat sembuh dengan sendirinya sekitar 7-10 hari.
Gejala batuk dapat sembuh dengan sejumlah obat-obatan, termasuk antibiotik. Namun, penggunaan antibiotik harus sesuai dengan resep dokter. “Tidak disarankan mengonsumsi antibiotik jika tidak ada resep dokter,” terangnya. “Jadi ikuti aturan pakainya, karena tujuannya untuk meredakan gejala, bukan untuk mengobati penyakitnya. Kalau sudah minum obat tetapi tidak sembuh dan malah semakin parah, harus dikonsultasikan ke dokter.”
Selain itu, penyembuhan batuk kerap kali dikaitkan dengan jeruk nipis dan kecap. Menurut Dokter Avi, jeruk nipis dapat meredakan gejala batuk dan sebagai anti peradangan. Sedangkan kecap, ditambahkan untuk mengurangi rasa asam dari jeruk nipis. Dia berpesan agar konsumsi jeruk nipis jangan secara langsung, lebih baik ditambahkan air hangat.
Selain jeruk nipis, bahan lain juga sering kali dimanfaatkan untuk meredakan batuk, yakni madu dan jahe. “Bahan-bahan tersebut secara empiris terbukti khasiatnya untuk meredakan batuk, namun harus diperhatikan takarannya sesuai kondisi masing-masing,” tandas Dokter Avi. (BS)