Berandasehat.id – Risiko genetik untuk tekanan darah tinggi – bahkan pada mereka yang berusia 40-an dan 50-an – dapat menyebabkan fungsi kognitif yang lebih buruk, demikian hasil studi terbaru yang dipimpin oleh Centre for Healthy Brain Aging (CHeBA) University of New South Wales Sydney.
“Penelitian ini merupakan terobosan. Sebelumnya, literatur secara umum menunjukkan bahwa efek kognitif dari tekanan darah tinggi tidak terlihat sampai akhir hayat. Kami telah menemukan bahwa ada perubahan halus namun nyata beberapa dekade sebelumnya,” kata Dr. Matt Lennon, pimpinan penulis studi dan peneliti di Center for Healthy Brain Aging (CHeBA).
“Namun, hubungan tekanan darah dengan fungsi otak sangat kompleks. Mereka yang memiliki kecenderungan genetik terhadap tekanan darah tinggi memiliki waktu reaksi yang jauh lebih baik, terutama pada laki-laki,” kata Dr. Lennon.
Dia menambahkan bahwa tekanan darah tinggi sangat umum di masyarakat, terutama di kalangan laki-laki, dan sebagian dari hal ini dapat dijelaskan oleh fakta bahwa ada beberapa keunggulan genetik dalam waktu reaksi, yakni mengukur seberapa cepat seseorang merespons rangsangan.

Studi yang diterbitkan dalam jurnal Hypertension menggunakan pendekatan baru untuk menghasilkan wawasan yang lebih dalam ke area yang dipelajari sebelumnya. Studi menggunakan data besar dari UK Biobank, termasuk 448.575 peserta, dan berbeda dari banyak penelitian sebelumnya dengan menggunakan kuantifikasi genetik risiko tekanan darah daripada pengukuran tekanan darah secara langsung, yang kerap tidak akurat.
Studi ini menunjukkan bahwa strategi pencegahan untuk penurunan kognitif di masa depan mungkin lebih ditargetkan dan dipersonalisasi berdasarkan risiko genetik individu untuk tekanan darah tinggi atau rendah, serta usia dan jenis kelamin mereka.
Menariknya, penelitian tersebut juga menemukan bahwa bagi mereka yang berusia 60-an, tekanan darah yang sedikit lebih tinggi mungkin optimal untuk mempertahankan kemampuan kognitif, dibandingkan dengan mereka yang berusia 40-an dan 50-an.
Co-Director CHeBA dan rekan penulis Profesor Perminder Sachdev, mengatakan hipertensi mempengaruhi lebih dari 1 miliar orang di seluruh dunia dan merupakan faktor risiko tunggal yang paling umum untuk penurunan kognitif.
“Sangat penting bagi kita untuk memahami kompleksitas faktor risiko demensia yang dapat dimodifikasi ini, terutama pada orang berusia 40-an dan 50-an, untuk mengembangkan strategi intervensi dini dan pencegahan penurunan kognitif dan demensia,” tandas Profesor Perminder Sachdev dikutip MedicalXpress. (BS)