Berandasehat.id – Cuaca panas dan polusi udara yang mencapai bahkan melewati ambang batas di sejumlah wilayah memunculkan sejumlah masalah kesehatan, di antaranya batuk dan gangguan pernapasan. Bahkan, bagi mereka yang daya tahan tubuhnya lemah, cuaca ekstrem itu bisa membuat tubuh gampang sakit.
Oleh karena itu, di tengah cuaca panas dan polusi udara yang tinggi, Ketua Pengurus Pusat Himpunan Seminat Farmasi Kesehatan Masyarakat (Hisfarkesmas) Maria Ulfah menyarankan untuk meningkatkan kekebalan tubuh. “Caranya melalui gaya hidup, baik itu pola makan atau kebiasaan lain, misalnya olahraga dan cukup tidur. Kalau dari makanan usahakan konsumsi makanan bergizi seimbang, cukup kandungan nutrisi, sesuai kaidah Isi Piringku. Jangan lupa banyak minum agar tidak dehidrasi,” ujarnya di acara temu media virtual menyambut Rapat Kerja Nasional (Rakernas) dan Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) yang dilaksanakan oleh Pengurus Pusat (PP IAI) di Solo Jawa Tengah, Sabtu (19/8/2023).
Selain itu, bagi orang yang sakit atau memiliki penyakit alergi, disarankan memakai masker saat beraktivitas. “Apalagi kalau sering berkegiatan yang melibatkan banyak orang, sebaiknya pakai masker meskipun sekarang pemakaian masker bukan hal wajib,” saran Maria.
Di tengah cuaca ekstrem, minum suplemen untuk meningkatkan daya tahan tubuh, jika perlu. “Jika merasa pola makan gizi seimbang belum dijalankan dengan baik, maka suplemen mungkin dibutuhkan untuk meningkatkan daya tahan tubuh,” terang Maria.

Ketua Pengurus Pusat Himpunan Seminat Farmasi Kesehatan Masyarakat (Hisfarkesmas) Maria Ulfah (dok. ist)
Tantangan Baru Apoteker
Kesempatan sama, Ketua Panitia Rakernas dan Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) 2023 Ikatan Apoteker Indonesia (IAI), Ardiansyah, menyampaikan saat ini konteks kesehatan global telah berubah secara drastis, dalam hal ini pembelanjaan negara dialokasikan lebih banyak untuk kesehatan. Termasuk dalam hal ini populasi menua dan beban penyakit kronis bertambah, obat-obatan baru dengan harga yang mahal, teknologi kesehatan terbaru serta peningkatan permintaan akan layanan kesehatan yang lebih baik seiring pertumbuhan pendapatan masyarakat. “’Saat ini, kesadaran masyarakat akan pencegahan penyakit menjadi lebih penting dibandingkan dengan pengobatan,’’ ujarnya.
Menurutnya, pergeseran paradigma pelayanan kefarmasian ke patient oriented menjadi tantangan baru bagi apoteker untuk dapat memberikan pelayanan yang baik kepada pasien. “Teknologi dan digitalisasi akan mendukung transformasi farmasi, peningkatan pelayanan kepada pasien dan memperkuat hubungan pasien dengan apoteker, serta penguatan kolaborasi antar tenaga kesehatan,” beber Ardiansyah seraya menambahkan kolaborasi antar tenaga kesehatan merupakan kunci di masa depan.
Sementara itu, kemajuan teknologi akan mempercepat penelitian kedokteran, uji klinis dan proses produksi. “Semua kemajuan dan inovasi ini akan melengkapi interaksi manusia dan juga meningkatkan kebutuhan akan perubahan dalam hal ilmu pengetahuan dalam hal kesehatan, pendidikan dan tenaga kerja, begitu pula dengan praktik kefarmasian,” imbuhnya Ardiansyah.
Apoteker Lebih Terlibat Aktif dengan Masyarakat
Ketua Umum PP IAI Noffendri Roestam menekankan, dengan pergeseran paradigma patient oriented, maka apoteker akan terlibat lebih aktif dalam masyarakat. “Bukan hanya terkait profesi, namun juga kemanusiaan, misalnya terkait tanggap bencana,” ujarnya.
Terkait dengan peran profesi apoteker, Noffendri mengatakan edukasi Dagusibu akan terus digiatkan. Dagusibu merupakan singkatan dari Dapatkan, Gunakan, Simpan dan Buang yang ditujukan agar masyarakat paham mengenai obat. “Edukasi Dagusibu bertujuan meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam pengelolaan dan pengawasan penggunaan obat yang baik dan benar,” ujarnya.
Ada sejumlah obat bebas yang didapat dari toko obat, apotek, atau obat yang dibeli tanpa resep dokter untuk penanganan sakit tanpa bantuan tenaga kesehatan, misalnya obat batuk, pilek atau obat demam. “Masyarakat perlu memahami pemakaian obat bebas ini dengan benar, cara pakai dan cara simpannya,” tutur Noffendri.
Bila obat sudah kedaluwarsa, maka harus segera dibuang. Ciri-ciri obat kedaluwarsa di antaranya telah melewati tanggal waktu, obat tersebut telah berubah rasa, bau dan warna. Obat yang telah kedaluwarsa ini harus dibuang, dengan membuka kemasan kemudian dihancurkan dan dibuang ke tempat sampah. Tujuannya agar obat itu tidak disalahgunakan atau tidak sengaja terminum oleh orang lain. (BS)