Berandasehat.id – Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO) menyebut demam berdarah dengue (DBD) merupakan salah satu ancaman kesehatan masyarakat utama di dunia dan Indonesia adalah salah satu negara yang paling terdampak. Di Indonesia semua orang berisiko terkena demam berdarah dengue tanpa memandang di mana mereka tinggal, usia, atau gaya hidup. Menurut data Kementerian Kesehatan RI, pada 2022 terdapat 143.266 kasus DBD di Indonesia dengan 1.237 kematian. Hingga minggu ke-33 2023 kasus DBD telah mencapai 57.884 dengan 422 kematian.
Guna mencegah DBD, vaksinasi direkomendasikan oleh sejumlah asosiasi medis. Terkait upaya menekan angka DBD di Indonesia, Bio Farma dan Takeda akan menjalankan kemitraan strategis dalam hal komersialisasi vaksin DBD untuk melindungi lebih banyak masyarakat Indonesia dari bahaya penyakit yang berpotensi merenggut nyawa.
Terkait kemitraan strategis tersebut, Bio Farma, sebagai Induk Holding BUMN Farmasi bersama dengan Takeda, menandatangani perjanjian kerja sama komersial terkait dengan pemasaran vaksin DBD. Perjanjian kerja sama ditandatangani oleh Shadiq Akasya, Direktur Utama Bio Farma dan Andreas Gutknecht, Presiden Direktur PT. Takeda Innovative Medicines.

Perjanjian kerja sama komersialisasi vaksin DBD antara Bio Farma dan Takeda (dok. ist)
Melalui kerja sama tersebut Bio Farma akan menjalankan komersialisasi dari vaksin DBD kepada Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), TNI/Polri, Aparatur Sipil Negara (ASN), dan Pemerintah Daerah. Takeda akan terus menjalankan komersialisasi di segmen privat.
Shadiq Akasya menyampaikan melalui penandatangan kerja sama ini, Bio Farma berperan aktif dalam membantu mengatasi salah satu ancaman kesehatan utama di Indonesia, mengingat sebagai negara endemis, upaya komprehensif melawan dengue sangatlah penting. “Kami akan mendorong jangkauan vaksin DBD kepada masyarakat dan perangkat negara untuk melawan dengue,” ujarnya.
Sementara itu, Andreas Gutknecht mengatakan Takeda berkomitmen untuk memerangi dengue dengan akses yang luas terhadap vaksin DBD sekaligus mendukung kerja sama publik-privat yang komprehensif untuk mencapai tujuan Indonesia yaitu nol kematian akibat dengue pada tahun 2030.
Pemerintah telah menggencarkan program 3M+ (menguras, menutup, dan mengubur atau menggunakan kembali) untuk meminimalkan wabah DBD. Selain itu, diterbitkannya Strategi Nasional Penanggulangan Dengue 2021-2025 merancang cetak biru penguatan pencegahan dengue, khususnya pada pilar nomor enam yang meliputi metode pencegahan inovatif termasuk vaksin DBD.
Melalui strategi nasional, pemerintah mencanangkan target besar untuk mencapai nol kematian akibat dengue pada tahun 2030 dan menurunkan angka kasus dari 49 menjadi di bawah 10 per 100.000 pada tahun 2030. (BS)