Berandasehat.id – Menjaga kesehatan mulut dan gigi adalah salah satu kebiasaan baik yang harus diajarkan sejak kecil. Orang tua harus lebih aware untuk melakukan pemeriksaan sejak dini agar mencegah kerusakan gigi pada anak. Selain itu, harus dapat ditekankan bahwa pemeriksaan gigi bukan sesuatu yang menakutkan.

Untuk menjaga kesehatan gigi, pasangan Raisa dan Hamish Daud membiasakan periksa ke dokter gigi setiap enam bulan sekali, termasuk membawa serta buah hatinya, Zalina.  Agar anak tidak takut ke dokter gigi, pasangan yang didaulat sebagai Duta Pepsodent itu berbagi rahasia, yaitu menawarkannya mainan setiap kali anak mau diperiksa.

“Setiap 6 bulan kami pasti mengajak anak untuk kontrol sehingga nggak takut ke dokter gigi. Saat anak mau diperiksa, dia akan mendapat mainan. Jadi saat jadwal kontrol tiba, anak bukannya takut tapi malah senang karena ia akan mendapat banyak mainan untuk dibawa pulang,” tutur Raisa di sela acara Bulan Kesehatan Gigi Nasional (BKGN) 2023 di Fakultas Kedokteran Gigi & Rumah Sakit Gigi Mulut Universitas Gadjah Mada Yogyakarta yang digelar virtual, baru-baru ini.

Pasangan Raisa dan Hamish Daud (dok. ist)

Raisa dan Hamish Daud mengaku suka makanan dan minuman manis. Mereka sadar kegemaran ini harus diimbangi dengan menjaga kesehatan gigi dan mulut. “Keluarga kami selalu bikin ritual yang menyenangkan setiap sikat gigi setelah sarapan dan sebelum tidur, misalnya dengan nyanyi bareng,” imbuh Raisa.

Head of Professional Marketing Personal Care Unilever Indonesia drg. Ratu Mirah Afifah, GCClinDent., MDSc., mengatakan Pepsodent terus mewujudkan tujuan untuk mendukung edukasi serta perawatan gigi dan mulut. Upaya tersebut menjadi krusial karena saat ini masyarakat Indonesia kian rentan mengalami gigi berlubang akibat konsumsi gula yang semakin tinggi. “Bahkan di 2023, konsumsi gula per kapita diproyeksi meningkat hingga 9% dari 2019,” tuturnya.

Pengetahuan masyarakat tentang risiko gula bagi kesehatan gigi dan mulut juga masih harus ditingkatkan. Survei Pepsodent menunjukkan bahwa 66% orang tua sebenarnya merasa khawatir akan kesehatan gigi dan mulut mereka karena asupan gula, namun di sisi lain 58%nya menganggap anak-anak boleh menerima asupan gula yang tinggi atau bahkan tidak mengetahui batas yang dianjurkan.

Kesempatan sama, Ketua Pengurus Besar PDGI drg. Usman Sumantri, MSc, menyampaikan, sisa makanan atau minuman manis pada gigi menyebabkan bakteri berkembang lebih cepat. “Bakteri ini memfermentasi sisa karbohidrat pada gigi menjadi asam, dan membuat lapisan gigi lebih rentan berlubang,” ujarnya. 

Hubungan Makanan Minuman Manis dengan Gigi Berlubang

Sebuah studi menunjukkan, saat seseorang mengonsumsi 1-2 porsi minuman dengan pemanis setiap hari, maka risiko gigi berlubangnya meningkat hingga 31%. “Kita tidak bisa sepenuhnya menghindari gula karena fungsinya sebagai sumber energi dan pendorong fungsi kerja otak, tapi konsumsinya harus dibarengi perilaku menyikat gigi setelah sarapan dan sebelum tidur, dan rutin berkonsultasi ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali,” saran Usman.

Faktanya, hanya 2,8% masyarakat yang menyikat gigi di waktu yang tepat. Kesadaran untuk berkunjung ke dokter gigi juga masih sangat rendah, yakni 95,5% masyarakat Indonesia mengaku tidak pernah ke dokter gigi selama setahun. Artinya, kebiasaan menyikat gigi yang tepat masih perlu ditanamkan, disertai akses layanan kesehatan gigi dan mulut yang lebih merata.

Mirah menambahkan, terkait hal itu, mengusung tema ‘Senyum Indonesia, Gigi Kuat Mulut Sehat’ Unilever Indonesia melalui Pepsodent bersama 65 PDGI Cabang, AFDOKGI dan ARSGMPI menghadirkan BKGN 2023 mulai September hingga Februari 2024 di seluruh Indonesia. Termasuk dalam program ini adalah memberikan perawatan gigi gratis di seluruh Fakultas Kedokteran Gigi & Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan di Indonesia

Ketua ARSGMPI dan Direktur RSGM UGM Dr. drg. Julita Hendrartini, M.Kes, AAK, menyampaikan kondisi gigi dan mulut masyarakat DI Yogyakarta yang dikenal sebagai gudangnya makanan dan minuman manis. Untuk diketahui, DI Yogyakarta adalah salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki masalah gigi dan mulut tertinggi. “Masalah gigi berlubang adalah kasus yang paling banyak ditemui di RSGM UGM,” ujarnya.

Julita menambahkan, umumnya pasien datang dalam kondisi yang sudah parah, sehingga memerlukan perawatan yang memakan waktu serta biaya yang tidak sedikit. “Mencegah tentu lebih baik daripada mengobati, jadi manfaatkan layanan gratis di BKGN 2023 untuk mulai berkonsultasi ke dokter gigi secara teratur,” tandasnya. (BS)