Berandasehat.id – Terkait metode kontrasepsi pascapersalinan, banyak orang mempertimbangkan kondom atau pil KB, namun ada pilihan lain yang lebih efektif daripada keduanya: metode amenore laktasi (LAM), setidaknya diklaim memiliki efektivitas hingga 98%.
Sebuah studi baru UC Davis Health yang diterbitkan dalam Breastfeeding Medicine menemukan bahwa banyak wanita di Amerika Serikat yang salah informasi atau kurang memahami tentang amenore laktasi. Masa infertilitas sementara inilah yang menyertai pemberian ASI eksklusif, yang ditandai dengan tidak adanya menstruasi bulanan.
Studi tersebut menyimpulkan bahwa hampir separuh wanita yang disurvei oleh para peneliti tidak menyadari bahwa pemberian ASI eksklusif akan mengurangi risiko kehamilan secara signifikan hingga menstruasi bulanan mereka kembali normal.
“Penelitian ini penting karena informasi mengenai penggunaan amenore laktasi sebagai kontrasepsi terencana pada wanita hamil di Amerika Serikat masih sangat terbatas,” kata Adrienne Hoyt-Austin, penulis pertama studi tersebut. “Pendidikan komprehensif tentang pilihan kontrasepsi pascapersalinan penting untuk mencegah kehamilan yang tidak direncanakan. Untuk meningkatkan kesadaran terhadap LAM, ibu hamil dan pascapersalinan harus diberi konseling tentang semua bentuk kontrasepsi pascapersalinan, termasuk LAM.
Diperkirakan 1,5 juta wanita di seluruh dunia menggunakan LAM secara tidak tepat, sehingga berpotensi menyebabkan kehamilan tidak direncanakan.
Penelitian ini menyaring 760 wanita hamil kelahiran AS yang belum pernah melahirkan. Mereka direkrut melalui iklan di Facebook dan Instagram, yang kemudian dilanjutkan dengan kuesioner penyaringan dan kemudian pendaftaran.

Studi tersebut berfokus pada wanita yang belum pernah melahirkan; sedang hamil 27–37 minggu dan hanya memiliki satu anak; berusia 18-40 tahun; bisa membaca bahasa Inggris; memiliki akses yang dapat diandalkan ke telepon untuk mengirim SMS, dan akses internet.
Peserta diberi kartu hadiah US$20 untuk menyelesaikan survei.
Dari 760 orang yang disaring, 627 orang diundang untuk berpartisipasi dan 451 (72%) terdaftar. Peserta menyelesaikan survei mengenai informasi sosiodemografi, rencana pemberian makan bayi dan metode kontrasepsi pascapersalinan. Responden ditanyai tentang persepsi mereka mengenai efektivitas kontrasepsi pascapersalinan tertentu. Peserta juga ditanya tentang pemahaman mereka tentang kriteria LAM, misalnya benar atau salah terkait pertanyaan bahwa menyusui akan menunda periode menstruasi setelah melahirkan).
Survei menemukan sejumlah temuan menarik, yakni:
Sekitar separuh responden menyadari bahwa menyusui dapat menunda kembalinya menstruasi bulanan. Namun, hanya 11,3% yang memahami bahwa pemberian ASI eksklusif perlu dilakukan dengan mengandalkan LAM, dan banyak (47,3%) yang tidak mengetahui bahwa pemberian ASI eksklusif diperlukan untuk mengurangi risiko kehamilan.
Lebih dari seperempat (28%) mengetahui bahwa LAM hanya efektif sampai menstruasi bulanan mereka kembali. Sebanyak 42% lainnya menyatakan LAM “sedikit” dan 8,4% menyatakan ‘banyak’ dalam hal efektivitas untuk melindungi terhadap kehamilan pada enam bulan pertama pascapersalinan.
Sebagian besar peserta berpendapat bahwa kondom (87,3%) lebih efektif dibandingkan LAM. Peserta juga berpendapat bahwa pil KB (87,8%) lebih efektif dibandingkan LAM.
Dari peserta yang mempertimbangkan LAM untuk kontrasepsi mereka, 60% tidak menyadari bahwa pemberian ASI eksklusif merupakan persyaratan LAM.
“Meskipun LAM telah terbukti menjadi kontrasepsi yang efektif pada individu yang menyusui secara eksklusif selama enam bulan pertama pascapersalinan, hanya sedikit peserta yang menyadari bahwa LAM lebih efektif dibandingkan penggunaan pil KB atau kondom pada umumnya,” kata Hoyt-Austin. “Hal ini sangat disayangkan, karena menyusui memiliki banyak manfaat jangka panjang bagi kesehatan ibu dan anak.”
Penelitian ini menyimpulkan bahwa orang tua baru dapat memperoleh manfaat dari konseling komprehensif tentang kontrasepsi pascapersalinan yang mencakup informasi tentang LAM. Bagi mereka yang berencana untuk mengandalkan ASI sebagai metode kontrasepsi, komponen penting LAM harus dijelaskan secara cermat dan jelas.
Penulis penelitian lainnya termasuk Melissa Chen, Susan Brown, Margaret Fix dan Laura Kair, dari UC Davis Health; Caidon Iwuagwu, dari UC Davis; dan Eleanor Schwarz, dari UC San Francisco. (BS)