Berandasehat.id – India telah membatasi pertemuan publik dan menutup beberapa sekolah di negara bagian Kerala, selatan India setelah dua orang meninggal karena Nipah, virus yang berasal dari kelelawar atau babi yang menyebabkan demam mematikan. Virus ini belum memiliki vaksin dan tingkat kematiannya berkisar antara 40 hingga 75 persen, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Gejala infeksi Nipah di antaranyademam hebat, muntah-muntah, dan infeksi saluran pernapasan, namun kasus yang parah dapat menyebabkan kejang dan ensefalitis, radang otak, dan mengakibatkan koma.
Tiga orang lainnya dinyatakan positif, dan lebih dari 700 orang termasuk 153 petugas kesehatan yang melakukan kontak dengan mereka yang terinfeksi sedang dalam pengawasan, kata pejabat kesehatan India, Kamis (14/9/2023) dilaporkan AFP..
Setidaknya empat orang telah dirawat di rumah sakit, termasuk anak berusia sembilan tahun yang menjadi salah satu korban.

Ilustrasi virus Nipah (dok. ist)
Nipah awalnya ditularkan dari hewan seperti kelelawar atau babi, kemudian menyebar ke manusia.
Menurut WHO, masa inkubasi – waktu dari infeksi hingga timbulnya gejala – infeksi Nipah berkisar antara empat hingga 14 hari, namun dilaporkan mencapai 45 hari.
Pada tahun 2018, setidaknya 17 orang meninggal setelah tertular virus tersebut di Kerala.
Virus ini pertama kali diidentifikasi pada tahun 1998 setelah menyebar di kalangan peternak babi di Malaysia. Di India, wabah Nipah pertama kali dilaporkan di negara bagian Benggala Barat pada tahun 2001.
WHO mencantumkan Nipah sebagai salah satu penyakit prioritas yang menimbulkan risiko kesehatan masyarakat terbesar karena potensi epideminya dan tidak ada tindakan penanggulangan yang memadai. (BS)