Berandasehat.id – Menjaga kesehatan gigi dan mulut sangat penting, sebagai cerminan kesehatan tubuh secara umum. Dengan kata lain permasalahan di dalam rongga mulut sangat mempengaruhi kesehatan tubuh.
“Dalam kedokteran gigi modern, hubungan kausal tersebut biasanya disebut dengan istilah infeksi fokal, dari penyakit/kelainan di rongga mulut, termasuk gigi yang sudah mati. Sering kali saluran akar gigi yang terinfeksi dan tidak dirawat dengan baik dapat menjadi gudang bakteri patogen,” ujar Dr. drg. Rina Permatasari, Sp.KG, Dokter Gigi Spesialis Konservasi Gigi Dental Specialist Clinic RS Pondok Indah – Pondok Indah dan RS Pondok Indah – Puri Indah.
Dia menambahkan, akibat ketidakmampuan sistem kekebalan tubuh untuk mengatasi infeksi tersebut, kondisi ini dapat berlangsung selama bertahun-tahun, sehingga sejumlah kecil bakteri mulai memasuki aliran darah, dan mempengaruhi organ dan sistem lain. “Karena itu, kondisi mulut dapat mempengaruhi kondisi organ atau sistem lain di dalam tubuh,” terang Dokter Rina.
Kesehatan Mulut dan Pengaruhnya pada Organ Lain
Penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara jantung dengan kesehatan mulut yang buruk. Bakteri dari saluran akar gigi yang terinfeksi maupun penyakit gusi (juga dikenal sebagai periodontitis), dapat menyebar ke katup dan selaput jantung melalui aliran darah, sehingga menyebabkan endokarditis atau perikarditis.
Para ahli juga menyatakan bahwa risiko penyumbatan arteri, penyakit jantung koroner, dan stroke meningkat dengan adanya bakteri berbahaya di mulut kita. “Terdapat hubungan langsung antara penyakit gusi dan kondisi tertentu yang mempengaruhi tubuh, termasuk diabetes melitus,” urai Dokter Rina. “Penyakit periodontal juga dapat mengganggu kadar gula darah dan membuat diabetes lebih sulit dikendalikan.”

Selain itu, mulut dapat menjadi tempat bersarangnya bakteri penyebab infeksi paru dan menyebabkan pneumonia atau penyakit pernapasan lainnya. Beberapa penelitian menyatakan bahwa tindakan intubasi endotrakeal dapat meningkatkan risiko infeksi bakteri rongga mulut masuk ke daerah pernapasan bagian atas. “Pasien dengan perawatan menggunakan ventilator akan meningkat risiko kematiannya, jika memiliki kondisi kebersihan rongga mulut yang buruk,” imbuh Dokter Rina.
Infeksi ginjal dapat disebabkan oleh bakteri yang berasal dari abses dari infeksi gigi dan infeksi kronis jaringan penyangga gigi (periodontitis). Dokter Rina mengatakan, infeksi ginjal juga dapat terjadi karena hasil produk antibodi yang berlebihan yang berasal dari sistem imun akibat abses kronis tersebut. “Antibodi berlebih tersebut masuk ke dalam sirkulasi pembuluh darah dan selanjutnya dapat merusak fungsi ginjal,” tuturnya.
Lebih lanjut Dokter Rina menjelaskan, rongga mulut merupakan jalur pertama proses penghancuran makanan di dalam tubuh sebelum masuk ke dalam sistem pencernaan. Bakteri penyebab penyakit saluran pencernaan seperti gastritis kronis, peptic ulcer (tukak lambung), duodenal ulcer, tumor lambung, dan limfoma, merupakan bakteri yang dapat ditemukan juga di plak gigi dan air liur (saliva), sehingga penyakit pencernaan juga kadang dikaitkan dengan infeksi yang berasal dari rongga mulut.
Untuk diketahui, karies atau gigi berlubang merupakan infeksi menular yang dapat ditularkan dari orang tua ke bayinya, sehingga membuat anak lebih rentan mengalami kerusakan gigi di kemudian hari. Selain itu, ada hubungan antara penyakit gusi pada wanita hamil dan kelahiran prematur, serta bayi dengan berat badan lahir rendah.
“Penyebaran infeksi bakteri rongga mulut ke berbagai macam organ di dalam tubuh melalui pembuluh darah (bakterimia), merupakan hal yang tidak boleh diremehkan,” Dokter Rina mengingatkan.
Hubungan Kesehatan Gigi dan Mulut dengan Penyakit Lain
Terdapat beberapa penyakit lain yang tidak jarang penyebabnya dicurigai berasal dari gigi dan mulut, antara lain: Alopecia (kebotakan rambut, alis, janggut); Reaksi alergi pada kulit berupa pengelupasan, ruam dan gatal-gatal; tiroiditis Hashimoto; Ensefalitis, meningitis, dan beberapa penyakit neurologis dan autoimun.
Selain itu, perubahan gambaran darah tanpa adanya penyakit serius dan/atau kronis juga gejala sinusitis, arthritis dan rheumatoid, aritmia ekstrasistolik dan radang telinga yang tidak diketahui asalnya dicurigai berasal dari gigi dan mulut. “Penyakit dan kondisi organ lain juga dapat mempengaruhi kesehatan mulut,” ujar Dokter Rina.
Bertentangan dengan hal yang telah disebutkan di atas, imbuh Dokter Rina, beberapa masalah kesehatan juga dapat menyebabkan kerusakan pada gigi, meskipun kita telah berupaya untuk merawatnya. Beberapa obat untuk pengobatan penyakit tertentu dapat menyebabkan mulut kering. “Hal ini meningkatkan risiko kerusakan gigi, infeksi jamur dan infeksi mulut lainnya,” ujarnya.
Merokok dan kebiasaan makan yang buruk dapat merusak mulut, gusi dan gigi kita, dan perlu diingat bahwa beberapa kelainan darah, gangguan pernapasan dan pencernaan juga dapat berdampak negatif pada kesehatan mulut.
Cara Merawat Gigi dan Mulut dengan Benar
Dokter Rina menyarankan sejumlah cara untuk merawat gigi dan mulut dengan benar, yaitu:
Sikat gigi 2-3 kali sehari
Sikat gigi dilakukan setidaknya dua sampai tiga kali sehari selama dua menit. Gunakan sikat dengan bulu lembut sampai sedang. Sikat gigi secara teratur, tepat waktu dan dengan teknik yang benar.
Pilih bulu sikat lembut
Pembersihan berlebihan (agresif) atau penggunaan sikat gigi berbulu keras dapat merusak email gigi dan gusi. Konsekuensinya bisa berupa gigi sensitif, kerusakan permanen pada lapisan email gigi, dan erosi pada gusi. Ganti sikat gigi setiap 2 hingga 3 bulan sekali.
Gunakan pasta gigi berfluor dan tanpa fluor bergantian
Tujuannya untuk mencapai keseimbangan yang baik. Fluor merupakan bahan umum yang terkandung pada pasta gigi dan obat kumur,yang dapat membantu mencegah kerusakan gigi. Fluor bekerja dengan melawan bakteri yang dapat menyebabkan karies atau lubang gigi, serta memberikan perlindungan bagi gigi.
Faktanya, fluor adalah unsur kimia yang dapat ditemukan di air minum dan industri makanan, yang berarti bahwa ini adalah bagian besar yang kita konsumsi sehari-hari. Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa penggunaan pasta gigi berfluor tidak membahayakan tubuh manusia, sehingga dapat digunakan baik untuk gigi asli maupun untuk crown gigi dan implan, tetapi jumlahnya harus disesuaikan.
Gunakan benang gigi
Bersihkan gigi dengan benang gigi setiap hari. Meskipun tidak terlalu populer di Indonesia, benang gigi dapat menghilangkan plak dan bakteri di sela-sela gigi yang tidak dapat dijangkau oleh sikat gigi, sehingga mencegah munculnya karang gigi. Flossing juga dapat membantu mencegah bau mulut dengan menghilangkan sisa makanan yang menumpuk di ruang antara gigi sehingga juga dapat mencegah terjadinya lubang gigi.
Gunakan sikat gigi elektrik
Water pick dan sikat gigi elektrik dapat menjadi alternatif yang baik untuk membersihkan gigi, terutama untuk yang sulit menggunakan benang gigi dan yang mengalami ganguan motorik pada tangan.
Pemakaian obat kumur
Obat kumur dapat digunakan untuk menghilangkan partikel makanan yang tersisa setelah menyikat gigi dan menggunakan benang gigi. Obat kumur bisa sangat membantu mengurangi jumlah asam di mulut, membersihkan daerah yang sulit dijangkau di dalam dan sekitar gusi, dan membantu melakukan remineralisasi gigi. Sebelum memilih jenis obat kumur, sebaiknya dikonsultasikan dengan dokter gigi. Beberapa merek paling cocok untuk anak-anak dan mereka yang memiliki gigi sensitif, sementara merek lainnya hanya tersedia dengan resep dokter
Biasakan menyikat lidah
Sikat lidah dengan lembut setiap kali menyikat gigi. Plak yang menumpuk di lidah dapat menyebabkan bau mulut dan masalah kesehatan mulut lainnya
Kurangi konsumsi makanan/minuman manis
Usahakan mengonsumsi makanan sehat dan batasi makanan dan minuman manis. Mengonsumsi makanan segar dan renyah tidak hanya menyehatkan organ tubuh, tapi juga memiliki lebih banyak serat yang menyehatkan
Kunyah permen karet
Pilih permen karet yang mengandung xylitol untuk merangsang produksi air liur, terutama bagi yang memiliki gejala mulut kering
Serta, jadwalkan pemeriksaan dan pembersihan gigi secara teratur, dua kali dalam setahun. Dokter Rina mengingatkan, bagi pemilik katup jantung pengganti atau sendi prostetik, harus sangat berhati-hati dalam menjaga kebersihan mulut untuk mencegah risiko infeksi serius. Dokter gigi biasanya akan memberikan antibiotik sebagai upaya pencegahan sebelum melakukan prosedur gigi apa pun.
“Merawat mulut adalah investasi paling berharga, karena mulut yang sehat adalah tubuh yang sehat,” tandas Dokter Rina. (BS)