Berandasehat.id – Multiple sclerosis (MS) merupakan kelainan autoimun yang terjadi saat sistem kekebalan menyerang selubung pelindung (myelin) yang menutupi serabut saraf, sehingga mengganggu komunikasi ke dan dari otak.
Mengenali MS sering kali menjadi tantangan bagi para profesional medis karena gejalanya bervariasi dan mudah disalahartikan sebagai kondisi lain. Bagi banyak pasien, ini berarti perjalanan menuju diagnosis bisa memakan waktu lama dan penuh ketidakpastian.
Namun ada sedikit titik terang terkait penyakit yang melemahkan ini. Studi baru dari University of British Columbia memberikan gambaran yang lebih jelas tentang tanda-tanda awal MS. Tanda itu mencakup orang dengan kandidat MS hampir dua kali lebih mungkin mengalami penyakit mental pada tahun-tahun menjelang timbulnya penyakit tersebut.
Penelitian yang dipublikasikan di Neurology menunjukkan bahwa kondisi kejiwaan seperti kecemasan dan depresi mungkin merupakan bagian dari fase prodromal MS, yaitu serangkaian gejala dan petunjuk awal yang muncul sebelum gejala klasik MS. Periode prodromal juga terjadi pada penyakit lain seperti Parkinson, di mana orang mengalami gejala seperti sembelit bertahun-tahun sebelum timbulnya defisiensi motorik klasik.
“Untuk waktu yang lama, MS diperkirakan baru muncul secara klinis ketika seseorang mengalami peristiwa demielinasi pertama kali, misalnya dalam bentuk masalah penglihatan,” kata penulis senior Dr. Helen Tremlett, profesor neurologi di UBC dan anggota dari Pusat Kesehatan Otak Djavad Mowafaghian dikutip MedicalXpress.

“Tetapi kami memahami bahwa ada periode sebelum kejadian tersebut dimana penyakit ini muncul secara tidak langsung,” imbuhnya.
Tremlett dan timnya telah berupaya untuk mengarakterisasi tahap awal MS dengan lebih baik dengan harapan dapat memfasilitasi deteksi dini dan kemungkinan intervensi.
“Jika kita bisa mengenali MS lebih dini, pengobatan bisa dimulai lebih cepat. Hal ini mempunyai potensi besar untuk memperlambat perkembangan penyakit dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat,” terang Dr. Tremlett.
Pada studi terkini, para peneliti memeriksa catatan kesehatan 6.863 pasien MS di British Columbia. Mereka mengamati prevalensi kondisi kesehatan mental, termasuk depresi, kecemasan, gangguan bipolar, dan skizofrenia, dalam lima tahun sebelum pasien mengalami tanda-tanda MS yang klasik dan dikenal secara medis. Pasien MS ini dibandingkan dengan 31.865 pasien tanpa MS.
Temuan mengungkapkan bahwa pasien MS mengalami penyakit mental hampir dua kali lipat dibandingkan populasi umum, masing-masing sebesar 28,0% dan 14,9%.
Sementara itu, penggunaan layanan kesehatan untuk gejala kejiwaan, termasuk kunjungan dokter dan psikiater, resep, dan rawat inap, juga secara konsisten lebih tinggi di antara pasien MS. Kesenjangan tersebut semakin melebar dalam kurun waktu lima tahun menjelang timbulnya penyakit.
“Kami melihat tingkat kondisi kejiwaan yang semakin tinggi mencapai puncaknya pada tahun terakhir sebelum timbulnya MS,” kata penulis pertama Dr. Anibal Chertcoff, yang melakukan penelitian sebagai rekan pascadoktoral di laboratorium Dr. Tremlett dan sekarang menjadi asisten profesor di Universitas Universitas Manitoba.
“Meskipun kami tidak menyarankan bahwa kondisi ini saja dapat menjadi alat prediksi MS, hal ini mungkin merupakan salah satu bagian dari teka-teki prodromal MS dan merupakan sinyal potensial bila dikombinasikan dengan faktor lain,” bebernya.
Studi tersebut didasarkan pada penelitian sebelumnya di laboratorium Dr. Tremlett yang menunjukkan bahwa gejala lain seperti kelelahan, gangguan tidur, sindrom iritasi usus besar, anemia, dan nyeri juga mungkin merupakan bagian dari prodromal MS.
Bagi Sharon Roman, yang telah hidup dengan MS selama 25 tahun, mendefinisikan periode prodromal dengan lebih baik dapat memberikan manfaat besar bagi pasien. “Kita menganggap remeh banyak hal dalam hidup, seperti berjalan, keseimbangan, penglihatan, berbicara, bahkan tindakan menelan yang sederhana, sampai suatu hari hal itu diambil dari kita oleh MS,” ujarnya.
Roman menambahkan, semakin baik kita dapat mengidentifikasi tanda dan gejala awal MS, semakin dini kita dapat mengenali, mendiagnosis dan mengobatinya. “Perawatan lebih awal dapat membantu memperlambat perkembangan (penyakit),” tandasnya. (BS)