Berandasehat.id – Dengan membaiknya usia harapan hidup berarti jumlah lansia juga meningkat. Saat ini diperkirakan terdapat 18 juta jiwa lansia di Indonesia, mencakup 7,8% dari total populasi penduduk. Sayangnya, makin menua usia seseorang, sejumlah penyakit juga menghampiri, di antaranya inkontinensia urin alias beser.

Prevalensi inkontinensia urin meningkat seiring dengan peningkatan usia. Walaupun Inkontinensia urin bukan merupakan kondisi yang mengancam jiwa, penyakit ini dapat memengaruhi kualitas hidup karena dapat mengganggu aktivitas sehari-hari, hubungan interpersonal dan seksual, kesehatan psikologis, dan juga interaksi sosial. 

Disampaikan dr. Kindy Aulia,Sp. U, spesialis urologi Siloam Hospitals ASRI, warga lansia alias geriatri memang punya risiko yang lebih tinggi untuk mengalami inkontinensia urin dan berbagai masalah kesehatan. Untuk menangani masalah ini perlu dilakukan pendekatan secara menyeluruh. Inkontinensia urin, di sisi lain, merupakan masalah yang tidak dapat dianggap remeh pada warga usia lanjut. Pasalnya, masalah kesehatan itu  dapat mempengaruhi kondisi sosial, emosional, aktivitas serta kesehatan lansia. 

“Dukungan dan peran dari keluarga serta orang terdekat sangat penting untuk membantu para geriatri dalam menerima dan menangani masalahnya. Keluarga dapat berperan untuk mendorong para geriatri dalam mengubah pola hidup seperti penurunan berat badan, berhenti merokok dan mulai melakukan aktivitas fisik,” ujar Kindy dalam temu media menandai Parenty Softness of Love di Jakarta, Kamis (26/10/2023).

Kindy menambahkan, keluarga sebagai support system warga senior  juga dapat membantu lansia dengan inkontinensia urin menjalani terapi perilaku seperti latihan Kegel, hingga penjadwalan ke kamar kecil. “Bantu juga geriatri untuk menjaga kesehatannya, misalnya dengan menyediakan menu makanan yang sehat, menjaga kebersihan, atau mengingatkan mereka untuk konsumsi obat yang diperlukan sesuai jadwal dan dosis,” bebernya.

Inkontinensia urin merupakan kondisi hilangnya kendali kandungan kemih yang menyebabkan seseorang buang air kecil atau besar tanpa memperhitungkan ketepatan waktu dan tempat. Sebanyak 24,6% penduduk lanjut usia (lansia) di Indonesia memiliki riwayat penyakit kronis. Dari angka tersebut, sebanyak 15-20% lansia terkena inkontinensia urin. Jumlah pasien dengan kondisi medis kronis ini atau yang berada di panti jompo bisa mencapai 70%. 

Kesempatan sama, dr. Abidinsyah Siregar,DHSM,MBA,MKes, pendiri dan inisiator GOlansia mengatakan untuk meningkatkan kualitas hidup lansia, maka berpartisipasi di komunitas lansia dapat membuat mereka tetap aktif dan produktif karena mendapatkan kesempatan untuk

melakukan beragam kegiatan. Agar tetap sehat dan produktif, lansia juga diharapkan meluangkan waktu untuk berolahraga, minimal berjalan 30 menit setiap hari. “Jangan lupa rutin berkomunikasi dengan keluarga supaya tetap bahagia,” ujarnya. 

Bagi lansia yang mengalami masalah beser, Abidinsyah menyarankan pemakaian popok dewasa agar bisa melakukan aktivitas sehari-hari tanpa rasa khawatir bocor. Popok dewasa juga mencegah ruam dan luka baring. Selain itu lansia tidak perlu bolak balik ke toilet. Memakai popok akan menghindarkan lansia mengalami kebocoran akibat buang air kecil yang tidak disengaja.  “Ini juga membantu para lansia untuk lebih percaya diri dan mau beraktivitas lagi,” ujar Abidinsyah.

Public Relations Manager Parenty Titi Nurmalasari sepakat bahwa di usia emas banyak faktor yang mempengaruhi penurunan kualitas kesehatan, terutama dari kemampuan fisik. “Oleh karena itu, orang tua memerlukan perawatan yang penuh cinta sama seperti bayi yang membutuhkan kasih sayang,” ujarnya. 

Sebagai bentuk dukungan kepada para lansia, Parenty menyediakan popok dewasa yang dirancang untuk memberikan kepercayaan diri dan kebebasan kepada para lansia untuk menjalani hidup mereka sepenuhnya tanpa harus khawatir akan kebocoran atau iritasi pada kulit saat beraktivitas – khususnya bagi lansia yang menghadapi masalah kesehatan seperti inkontinensia urin. 

Selain itu Parenty juga menjalin kolaborasi dengan komunitas GOlansia  yang beranggotakan orang tua di usia lanjut untuk menyampaikan edukasi mengenai kesehatan dan beragam kegiatan yang bermanfaat di masa-masa emas lansia.

Titi menambahkan, Parenty menciptakan popok dewasa dengan 2 tipe, yaitu tipe perekat dan celana untuk menyesuaikan kebutuhan dari penggunanya. Berbahan ringan, Parenty juga memiliki daya serap tinggi, sebanyak 600ml dengan penyerapan 3-4 kali cairan pada popok tipe celana dan daya serap sebesar 900ml dengan kekuatan serap 6 kali cairan urin (6x 150ml) pada popok tipe perekat. 

Selain daya serapnya yang tinggi, popok Parenty juga nyaman digunakan sepanjang hari karena dibuat dengan bahan kain non-woven yang sangat lembut dengan struktur 3D pada permukaannya. Keunggulan popok ini berfungsi untuk mengurangi kontak langsung kulit dengan popok, mencegah ruam dan luka baring. Popok juga cepat menyerap cairan serta menjaga kulit tetap kering, dengan permukaan berongga. (BS)