Berandasehat.id – Pneumonia alias peradangan paru masih kurang mendapatkan perhatian. Faktanya, satu anak meninggal akibat pneumonia setiap 43 detik di seluruh dunia, menjadikannya penyebab utama kematian bayi dan anak. Jumlah kematian itu lebih banyak dari AIDS, malaria, dan campak sekaligus, demikian menurut data Unicef.

Di Indonesia, pneumonia adalah penyebab 14,5 persen kematian pada bayi dan 5 persen kematian pada anak usia di bawah lima tahun. Pneumonia memiliki julukan ‘pembunuh senyap’ bagi anak usia di bawah lima tahun.  Situasi ini miris, mengingat pneumonia merupakan salah satu penyakit yang bisa dicegah dan diobati. 

Pneumonia merupakan peradangan paru yang terutama disebabkan oleh infeksi kuman. “Berbagai bakteri dan virus dapat menyebabkan pneumonia. Menurut penelitian dan laporan penyebab utama pneumonia bakterial adalah Pneumokokus,” ujar Prof. dr. Cissy Kartasasmita, Sp.A(K), M.Sc, PhD, spesialis anak konsultan respirologi, dalam media edukasi tentang pneumonia sekaligus memperingati Hari Pneumonia Sedunia yang dihelat PT Merck Sharp & Dohme (MSD) Indonesia di Jakarta, Senin (6/11/2023).

Sayangnya, sebut Prof Cissy, gejala awal pneumonia sulit dibedakan dengan penyakit saluran pernapasan lain seperti batuk, demam, dan sesak napas. “Akibatnya, pneumonia kerap terlewatkan,” ujarnya.

Edukasi dan penyadaran tentang bahaya pneumonia pada anak yang digelar MSD Indonesia, 6 November 2023 (dok. Berandasehat.id)

Ada berbagai faktor risiko mempengaruhi terjadinya dan beratnya pneumonia, seperti malnutrisi, berat badan lahir rendah, tidak mendapatkan ASI eksklusif selama 6 bulan, juga imunisasi tidak lengkap. “Selain itu, asap rokok dan polusi udara di dalam dan di luar rumah, perubahan cuaca, juga cuaca dingin bisa memicu pneumonia,” terang Prof Cissy.

Bila tak ditangani dengan tepat, dampak pneumonia bisa berbahaya hingga menyebabkan kematian. “Penting bagi orang tua untuk mengenali berbagai gejala dan faktor risiko pneumonia,” ujar Prof Cissy. “Korban pneumonia terbanyak itu anak di bawah usia 2 tahun.”

Sementara itu, spesialis anak konsultan tumbuh kembang anak, Prof. dr. Soedjatmiko, SpA(K), MSi mendorong orang tua untuk tidak mengabaikan pneumonia. “Dampaknya jangka panjang pada pertumbuhan anak, jadi jangan disepelekan,” ujarnya.

Salah satu pencegahan pneumonia pada anak adalah dengan melakukan imunisasi PCV (Pneumococcal Conjugate Vaccine) saat bayi. Sejak tahun 2022 vaksinasi PCV13 untuk mencegah pneumonia masuk ke dalam Program Imunisasi Nasional, artinya setiap  bayi umur 2 bulan, 3 bulan dan 12 bulan bisa mendapat vaksin untuk mencegah pneumonia gratis.

Selain mencegah pneumonia, pemberian vaksinasi PCV juga dapat mencegah penyakit lainnya, seperti radang selaput otak (meningitis), infeksi darah (bakteremia) dan radang telinga (otitis) yang disebabkan oleh bakteri Pneumokokus.

Seiring kemajuan teknologi, kini tersedia vaksin baru PCV15 dengan perlindungan yang lebih luas karena memberikan perlindungan tambahan untuk dua serotipe yang berbahaya untuk bayi dan anak. PCV15 telah teruji secara klinis aman, dan bermanfaat untuk melindungi 15 serotipe pneumokokus yang berbahaya, sehingga telah mendapat izin edar dari Badan POM untuk digunakan di seluruh wilayah Indonesia.

Figur publik dr. Ariska Putri Pertiwi mengatakan hadirnya vaksin dengan proteksi yang lebih luas diharapkan akan mampu melindungi anak dari berbagai jenis infeksi yang disebabkan oleh bakteri Pneumokokus berbahaya. “Memberikan vaksinasi PCV dapat menjadi salah satu upaya terbaik dalam menjaga kesehatan anak,” ujarnya.

Prof Soedjatmiko menambahkan, selain mendapatkan vaksin PVC, ada sejumlah langkah yang penting dilakukan untuk mencegah pneumonia anak, di antaranya memberikan ASI dan MPASI yang mengandung protein tinggi, jauhkan anak dari orang yang sedang batuk pilek juga polusi termasuk asap rokok, kompor, kendaraan, dan pembakaran sampah, dan debu jalanan. “Penting untuk menjaga sirkulasi udara di rumah, dan memakai masker di tempat yang banyak polusi asap dan debu, serta rajin mencuci tangan dengan sabun,” tandasnya.

Direktur Pelaksana MSD Indonesia George Stylianou mengajak masyarakat Indonesia khususnya para orang tua untuk #CegahPneumoniaAnak, salah satunya melalui vaksinasi. Selain itu, MSD Indonesia berkomitmen untuk terus berkontribusi aktif dalam meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dunia dan terutama di Indonesia. “Kami percaya bahwa dengan meningkatnya kesadaran dan literasi masyarakat mengenai pneumonia dapat mencegah penambahan kasus pneumonia anak di Indonesia, dan dapat mewujudkan Indonesia sehat,” pungkasnya.(BS)