Berandasehat.id – Ada korelasi antara senyawa yang ditemukan dalam buah-buahan juga sayuran dan pengurangan gejala endometriosis. Dalam artikel yang diterbitkan di jurnal Endocrinology, para peneliti di Fakultas Kedokteran Hewan dan Ilmu Biomedis (VMBS) Universitas Texas A&M menguraikan bagaimana flavonoid dapat membantu menekan gejala penyakit peradangan seperti endometriosis.
Pada endometriosis, sel-sel yang mirip dengan lapisan rahim mulai tumbuh di tempat lain di tubuh, menyebabkan peradangan. Kondisi menyakitkan ini mempengaruhi jutaan wanita dan belum ada obatnya.
Flavonoid telah dikaitkan dengan manfaat medis sebagai antikanker, antioksidan, antiperadangan dan antivirus, namun rincian cara kerjanya masih menjadi misteri.
“Para ilmuwan telah lama mengetahui bahwa orang yang makan lebih banyak buah dan sayuran cenderung hidup lebih lama dan memiliki risiko lebih rendah terhadap berbagai jenis penyakit, termasuk penyakit Parkinson dan Alzheimer,” kata Dr. Stephen Safe, seorang profesor di Departemen Fisiologi Kedokteran Hewan dan Farmakologi di VMBS.
“Kami mampu menunjukkan bahwa ada hubungan kuat antara flavonoid dan endometriosis,” ujarnya. “Dengan mengonsumsi lebih banyak makanan yang mengandung flavonoid, kemungkinan seseorang terkena endometriosis cenderung berkurang atau mengurangi keparahan gejala.
Safe terkenal karena karyanya dalam mengembangkan obat antikanker baru yang menargetkan reseptor spesifik, yaitu protein yang memungkinkan sel mengirim dan menerima pesan. Flavonoid bertindak dengan cara yang mirip dengan beberapa perawatan obat yang dikembangkan laboratorium Safe untuk penyakit seperti endometriosis.
“Kami mengamati lebih dari 20 flavonoid, dan banyak di antaranya menunjukkan interaksi dengan NR4A1 dan NR4A2, yang merupakan dua reseptor yang kami pelajari,” katanya. “Kedua reseptor ini terlibat dalam pengaturan peradangan, itulah sebabnya kami menargetkan keduanya untuk mengobati endometriosis.”

Dua flavonoid yang menunjukkan pengaruh paling besar terhadap NR4A1 dan NR4A2 adalah quercetin dan kaempferol, yang biasa ditemukan pada apel, brokoli, beri, teh, bawang bombay, dan anggur merah. “Sekarang kita tahu bahwa ini adalah flavonoid yang paling mungkin membantu mengobati gejala endometriosis,” kata Safe.
Kekuatan Flavonoid
Meskipun temuan itu mendorong pengembangan pilihan pengobatan untuk endometriosis, Safe mengatakan masih banyak yang perlu diketahui tentang flavonoid sebelum menambahkannya ke dalam rekomendasi perawatan pasien.
“Kami belum sampai pada titik untuk membagikan resep flavonoid untuk mengobati endometriosis,” kata Safe. “Apa yang kita ketahui saat ini adalah adanya hubungan antara flavonoid dan reseptor sel yang mengatur peradangan.”
Sampai para ilmuwan memiliki lebih banyak informasi tentang hubungan ini, cara terbaik untuk mendapatkan manfaat dari flavonoid tampaknya adalah dengan mengonsumsi lebih banyak makanan yang mengandung flavonoid.
“Kami tentunya berharap penemuan baru ini akan menghasilkan suplemen yang lebih baik yang mungkin berfungsi sebagai pengobatan endometriosis. Saat ini, sulit untuk mempelajari flavonoid dalam uji klinis karena tubuh tidak membangun konsentrasi yang cukup tinggi untuk dipantau,” terang Safe.
Kita bisa mengonsumsi banyak suplemen flavonoid, tapi tubuh hanya menyerap dalam jumlah tertentu. “Metode yang lebih baik untuk memberikan efek peningkatan kesehatan dari flavonoid dan antioksidan lain yang berasal dari makanan diperlukan sebelum bisa efektif,” ujarnya.
Cara terbaik adalah memasukkan makanan yang mengandung flavonoid ke dalam pola makan harian dibandingkan mengonsumsi suplemen sesekali. (BS)