Berandasehat.id – Konsumsi gula berlebih bukan hanya mengundang penyakit seperti karies gigi, sakit jantung, penyakit metabolik atau diabetes tipe 2, namun juga bisa berdampak pada kesehatan organ reproduksi.

Tak hanya berdampak pada kesehatan secara umum, beberapa penyakit tersebut juga berdampak terhadap kesehatan kesuburan wanita, bahkan berisiko menyebabkan gangguan kesuburan/infertilitas, demikian disampaikan Dr. dr. Gita Pratama, SpOG, Subsp. F. E. R, M.Sc.Rep yang berpraktik di RS Pondok Indah – IVF Centre.

Kementerian Kesehatan dalam Permenkes Nomor 30 Tahun 2013 telah merekomendasikan batas maksimal konsumsi gula harian, yaitu 10 persen dari total energi yang dibutuhkan atau 200 kilokalori per hari. Mengacu pada batasan tersebut, artinya dalam sehari orang dewasa dapat mengonsumsi maksimal 50 gram gula per hari atau setara dengan 4 sendok makan. 

Sementara bagi penyandang diabetes, sebut Dokter Gita, batasan gula harian perlu dikonsultasikan kembali dengan dokter yang merawat.

Dr. dr. Gita Pratama, SpOG, Subsp. F. E. R, M.Sc.Rep (dok. ist)

Seperti kita tahu, konsumsi gula secara berlebihan dapat menyebabkan peningkatan berat badan hingga mengarah pada obesitas. “Obesitas berisiko mengganggu fungsi hormon dalam tubuh, termasuk hormon yang terlibat dalam kesuburan seperti hormon reproduksi. Kondisi ini dapat menyebabkan gangguan ovulasi serta gangguan haid tanpa disertai dengan keluarnya sel telur (anovulasi) yang menyulitkan terjadinya kehamilan,” terang Dokter Gita.

Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi Subspesialis Fertilitas Endokrinologi Reproduksi RS Pondok Indah itu menambahkan,  selain obesitas, terlalu banyak mengonsumsi gula juga dapat menyebabkan resistensi insulin.

Perlu diketahui, resistensi insulin merupakan kondisi di mana tubuh tidak dapat merespons insulin dengan baik. Hal ini dapat mengganggu peredaran gula darah dalam tubuh dan meningkatkan risiko seseorang menyandang diabetes tipe 2. “Wanita dengan kondisi resistensi insulin atau diabetes tipe 2 lebih rentan terhadap gangguan kesuburan, seperti gangguan ovulasi,” tutur Dokter Gita.

Selain itu, meningkatnya kadar gula darah juga dapat mempengaruhi siklus haid. “Gangguan haid, seperti siklus yang tidak teratur atau perdarahan yang berlebihan, dapat menjadi tanda dari masalah kesuburan,” bebernya.

Bagaimana dengan ibu hamil? Pada wanita hamil, konsumsi gula yang berlebihan juga dapat meningkatkan risiko terjadinya diabetes kehamilan atau diabetes gestasional. Diabetes gestasional tak bisa disepelekan mengingat erat kaitannya dengan peningkatan angka kejadian kelahiran prematur, keguguran, preeklamsia, polihidramnion atau berlebihnya cairan ketuban, persalinan caesar akibat bayi besar dengan berat lebih dari 4 kilogram. “Juga bisa memicu perdarahan pasca persalinan,” urai Dokter Gita.

Dokter Gita mengingatkan, dampak konsumsi gula tergantung pada seberapa banyak dan seberapa sering gula dikonsumsi, serta faktor-faktor genetik dan kesehatan tiap individu. “Jika sudah terjadi obesitas serta resistensi insulin atau diabetes melitus tipe 2 pada wanita yang ingin memiliki keturunan, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter spesialis obstetri dan ginekologi subspesialis fertilitas endokrinologi reproduksi,” saran dia.

Dokter akan menyarankan untuk mengurangi berat badan dengan pola makan yang tepat serta berolahraga secara teratur. Terkadang juga diperlukan terapi pengobatan untuk menurunkan kadar insulin atau gula dalam darah.

Cegah Gangguan Kesuburan dengan Pola Hidup Sehat

Untuk mencegah gangguan pada kesuburan, sangat disarankan untuk menerapkan pola hidup sehat, salah satunya dengan mencukupi asupan gizi seimbang, yaitu cukup karbohidrat, protein, lemak, serta sayur, dan buah. “Penting juga untuk mengonsumsi makanan dengan indeks glikemik rendah atau makanan yang tidak cepat diubah menjadi gula dalam darah, seperti biji-bijian utuh, buah-buahan, dan sayuran berserat tinggi,” ujar Dokter Gita. 

Juga usahakan untuk hindari makanan yang mengandung kalori tinggi atau mengandung lemak jenuh tinggi, seperti makanan cepat saji, gorengan, nasi, roti putih, kue-kue, serta minuman manis dalam jumlah yang berlebihan.

“Pola hidup sehat tidak cukup dengan mengatur pola makan saja. Jangan lupa untuk berolahraga secara rutin, menghindari alkohol dan rokok, mengelola stres dengan baik, serta mencukupi waktu istirahat,” beber Dokter Gita.

Dia lebih lanjut menyampaikan, meskipun tidak semua makanan atau minuman manis secara langsung berbahaya, penting untuk diingat bahwa konsumsi gula yang berlebihan dan berkelanjutan dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit, termasuk dampak negatifnya terhadap kesuburan. “Menjalani gaya hidup yang sehat dan menerapkan pola makan yang baik menjadi langkah penting dalam menjaga kesehatan dan kesuburan,” pungkas Dokter Gita. (BS)