Berandasehat.id – Indonesia masih menghadapi masalah kesehatan yakni stunting pada anak. Data SSGI 2022 menyebut angka stunting masih di posisi 21,6 persen dan ditargetkan turun ke posisi 14 persen pada 2024. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mensyaratkan batas maksimal stunting suatu negara di angka 20 persen.
Ada beragam cara menurunkan prevalensi stunting, salah satunya adalah dengan pola makan yang mengandung protein sejak kehamilan. Perlu diketahui bahwa protein hewani adalah instrumen gizi yang dibutuhkan oleh ibu hamil guna mencegah stunting pada anak. Alasannya, pangan hewani mempunyai kandungan zat gizi yang lengkap, kaya protein hewani dan vitamin yang sangat penting dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan.
Sejumlah literatur menunjukkan, gangguan pertumbuhan janin dalam kandungan menjadi salah satu penyebab utama anak lahir stunting karena kekurangan komponen gizi. Pemberian protein hewani merupakan salah satu intervensi penting untuk mencegah stunting sejak kehamilan, dan penting diberikan saat anak lahir.
Keunggulan protein hewani dibanding nabati di antaranya memiliki komposisi asam amino esensial lebih lengkap. Selain itu protein hewani juga kaya akan mikronutrien seperti vitamin B12, vitamin D, DHA (docosahexaenoic acid), zat besi, dan zinc.
Selain itu, protein yang berasal dari hewan juga cenderung lebih mudah dicerna oleh sistem pencernaan anak. Oleh karena itulah protein hewani dianggap lebih baik dan berkualitas daripada protein nabati.

Salah satu sumber protein hewani dalam jumlah melimpah di Indonesia adalah ikan.
Disampaikan praktisi kesehatan Dr.Ing. Dase Hunaefi, makan ikan merupakan sebuah investasi jangka panjang berkat nutrisi memadai yang terkandung di dalamnya. “Ikan memberikan banyak keunggulan salah satunya, adalah protein, nutrisi penting yang dibutuhkan oleh tubuh untuk pertumbuhan, perbaikan, dan pemeliharaan sel-sel tubuh,” ujarnya dalam diskusi media “Makan Ikan, Investasi Sehat Untuk Generasi Emas” menandai Hari Ikan Nasional yang dihelat Regal Springs Indonesia (PT Aqua Farm Nusantara) di Jakarta, Kamis (7/12/2023).
Dase mencontohkan ikan tilapia yang memiliki kandungan protein tinggi dan nutrisi penting lainnya, seperti Omega-6, vitamin D dan asam amino esensial (yang tidak diproduksi tubuh manusia sehingga harus diperoleh dari makanan). Ikan tilapia juga rendah kalori dan juga bebas lemak jenuh yang berbahaya, menjadikannya makanan ideal bagi mereka yang sedang melakukan diet.
Ada lagi alasan lain mengapa ikan menjadi salah satu sumber protein hewani yang harus dipertimbangkan untuk dikonsumsi. “Protein ikan mudah dicerna dan diserap oleh tubuh manusia, lebih baik dibandingkan sumber protein hewan lainnya, seperti ayam, daging sapi atau kambing,” tutur Dase.
Momentum Penting Ingatkan Makan Ikan
Peringatan Hari Ikan Nasional (Harkannas) yang digelar setiap 21 November, menjadi momentum untuk mengingatkan kembali kesadaran masyarakat akan pentingnya ikan sebagai bahan pangan berprotein tinggi dan menyehatkan.
Bersama Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Regal Springs Indonesia berkolaborasi mengampanyekan pentingnya menjamin ketersediaan pangan yang aman, bergizi serta produksi pangan yang bertanggung jawab dan berkelanjutan.
Kesempatan sama, Presiden Direktur Regal Springs Indonesia Rudolf Hoeffelman mengatakan ikan tilapia saat ini menjadi salah satu dari lima komoditas ekspor utama di sektor perikanan yang terus meningkat di Indonesia. “Untuk memenuhi permintaan serta standar pasar internasional itulah kami berkomitmen untuk memastikan produk ikan tilapia kami dibudidayakan dan diproduksi selaras dengan prinsip cara budidaya ikan yang baik,” jelasnya.
Potensi ekonomi ikan tilapia sebagai salah satu komoditas ekspor utama, untuk peningkatan ekonomi nasional menjadi hal menjanjikan untuk terus dibudidayakan dan kembangkan. Selain menjadi kebutuhan masyarakat lokal, permintaan produk tilapia di pasar global pun terus meningkat.
Regal Springs Indonesia, sebagai salah satu pelaku usaha bidang akuakultur turut berkontribusi dengan melakukan pengembangan pembudidayaan ikan tilapia secara terpadu dan berkelanjutan. “Kami merawat ikan penuh kasih sayang. Ikan tidak ditempatkan di kolam yang berdesakan,” terang Rudolf.
Dia menambahkan, keunggulan ikan tilapia yang diproduksi oleh Regal Springs Indonesia memiliki kandungan protein yang tinggi, vitamin D, lemak rendah, bebas antibiotik dan bahan kimia, tidak bau tanah, memenuhi standar sertifikasi nasional dan internasional. “Ikan tilapia kami memiliki rasa segar dan alami, memiliki tekstur yang lembut, kandungan protection glazing 6-8 persen, daging yang berwarna putih, serta dibudidayakan di danau air tawar yang terjaga ekosistemnya,” bebernya.

Soal potensi ikan sebagai sumber pangan kaya gizi, Ketua Tim Kerja Promosi Dalam Negeri Direktorat Pemasaran Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan & Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan, Emy Khonifah, dalam paparannya menyatakan bahwa RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional) 2020 -2024, ikan dinyatakan sebagai salah satu sumber pangan domestik yang ketersediaanya menjadi salah satu indikator keberhasilan dalam mencapai keamanan pangan dan gizi.
“Produk perikanan yang berkelanjutan sangat penting bagi ketahanan pangan global di masa depan sekaligus menjawab kebutuhan nutrisi masyarakat,” terang Emy.
Dia mengatakan, saat ini KKP terus mengampanyekan Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan) yang melibatkan seluruh komponen masyarakat, pemerintah hingga perusahaan untuk mendukung ketahanan pangan dan gizi nasional melalui konsumsi ikan dalam upaya penurunan prevalensi stunting.
Pendekatan program Gemarikan, sebut Emy, dilakukan melalui penguatan pasokan ikan, penguatan demand, pengembangan inovasi, serta penguatan kerja sama dan sinergi program.
Selain sektor kesehatan, KKP juga menggarisbawahi bagaimana ikan berpengaruh kepada peningkatkan daya saing produk kelautan dan perikanan di Indonesia. “Salah satu yang menjadi komoditi andalan bagi Indonesia adalah ikan tilapia, yang masuk dalam jajaran lima komoditi andalan ekspor Indonesia,” tandas Emy. (BS)