Berandasehat.id – Natto, makananyang mendapat julukan ‘makanan super’ dan populer di Jepang, dikenal luas dapat menghambat aterosklerosis, namun mekanisme dasarnya masih sulit dipahami. Para peneliti yang dipimpin oleh Universitas Tsukuba mempelajari efek natto terhadap aterosklerosis pada tikus.
Temuan yang dipublikasikan di Scientific Reports menunjukkan bahwa mengonsumsi natto menginduksi perubahan mikroflora usus, menekan peradangan dan mencegah arterosklerosis.
Aterosklerosis, suatu kondisi kronis yang ditandai dengan penumpukan lipid dan sel peradangan di dalam dinding pembuluh darah, menyebabkan penyakit kardiovaskular, seperti penyakit jantung dan stroke. Natto, makanan kaya vitamin K2, terbukti menjanjikan dalam mengurangi penyakit kardiovaskular dengan meningkatkan fleksibilitas arteri dan memodulasi respons peradangan.

Namun, cara natto menekan aterosklerosis masih sulit dipahami.
Penelitian tersebut menggunakan tiga jenis natto yang dibedakan berdasarkan kandungan vitamin K2-nya, yaitu natto bervitamin K2 tinggi, natto bervitamin normal, dan natto bervitamin K2 rendah.
Tim peneliti secara sistematis menilai dampak natto terhadap aterosklerosis pada model tikus dari waktu ke waktu. Temuan itu menunjukkan penurunan lesi aterosklerosis yang signifikan pada semua kelompok konsumsi natto.
Selain itu, asupan natto mengubah komposisi mikroflora usus, mengatur produksi sitokin dan kemokin yang berhubungan dengan aterosklerosis. Hal ini menunjukkan bahwa memasukkan natto ke dalam makanan mungkin memiliki efek terapeutik pada aterosklerosis.
Di samping itu, penelitian ini menemukan bahwa menambahkan Bacillus subtilis natto ke makrofag, sejenis sel yang terlibat dalam memicu arterosklerosis, menurunkan sitokin dan kemokin pro-perarangan. Efeknya sangat signifikan pada kelompok konsumsi natto yang tinggi vitamin K2.
Selain itu, natto vitamin K2 biasa dan rendah meningkatkan produksi sitokin anti-peradangan IL-10.
Temuan ini menunjukkan bahwa Bacillus subtilis natto, selain perannya sebagai bakteri usus, dapat menghambat aterosklerosis dengan mengubah mikroflora usus dan menekan aktivasi sel kekebalan. (BS)