Berandasehat.id – Serangan jantung lebih sering terjadi di pagi hari. Apa pemicunya? Jadi begini: Otak membanjiri tubuh dengan hormon untuk membantu kita bangun, dan itu memberi tekanan ekstra pada jantung. Kita juga mungkin mengalami dehidrasi setelah tidur lama, yang juga dapat membuat jantung bekerja lebih keras.

Lantas, apa lagi faktor yang dapat memicu serangan jantung yang kerap tidak disadari? Berikut daftarnya dirangkum dari laman WebMD:

1. Musibah bencana

Penelitian telah menunjukkan bahwa tingkat serangan jantung meningkat setelah bencana besar seperti gempa bumi atau serangan teroris. Dan tidak hanya segera setelah bencana berlangsung, tapi bahkan hingga beberapa tahun kemudian. Kita mungkin tidak dapat menghindari situasi seperti ini, namun dapat melakukan beberapa hal untuk mengelola stres setelahnya, seperti memastikan cukup istirahat dan berolahraga.

2. Aktivitas seksual

Seperti banyak bentuk olahraga lainnya, aktivitas seksual dikaitkan dengan peningkatan risiko serangan jantung. Namun jumlahnya sangat kecil, terutama jika tubuh dalam kondisi sehat. Bagi kebanyakan orang, seks dapat menjadi bagian hidup yang penting – dan sehat. Tapi bicarakan dengan dokter jika memiliki kecemasan akan aktivitas itu terkait dengan serangan jantung.

3. Menonton pertandingan olahraga

Berolahraga mungkin dapat memicu serangan jantung — dan menontonnya juga dapat memicu serangan jantung. Pada tahun 2006, serangan jantung di Jerman melonjak selama pertandingan sepak bola Piala Dunia tim nasional. Dan setelah Super Bowl 1980, serangan jantung yang fatal meningkat di Los Angeles setelah Rams kalah.

4. Konsumsi alkohol

Minum segelas sehari tampaknya membantu melindungi jantung dari penyakit, namun minum berlebihan justru berdampak sebaliknya. Seiring waktu, hal ini dapat meningkatkan tekanan darah, meningkatkan jenis kolesterol jahat tertentu, dan menyebabkan penambahan berat badan — yang semuanya dapat membahayakan jantung. Ada juga konsekuensi jangka pendeknya: Minum minuman keras semalaman dapat meningkatkan risiko serangan jantung selama seminggu ke depan, menurut sebuah penelitian.

5. Menenggak kopi

Sama seperti alkohol, kopi juga mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kafein membuat tekanan darah naik dalam waktu singkat, dan hal itu dapat memicu serangan, terutama jika tidak meminumnya secara teratur atau berisiko karena alasan lain. Namun secara keseluruhan, minum satu hingga dua cangkir sehari tampaknya tidak berbahaya.

Ilustrasi pria memegangi dada (dok. ist)

6. Kurang tidur

Kita umumnya mudah kesal dan lelah jika tidak cukup tidur secara teratur, namun hal ini juga dapat meningkatkan risiko serangan jantung. Dalam sebuah penelitian, para peneliti menemukan bahwa orang yang biasanya tidur kurang dari 6 jam setiap malam memiliki kemungkinan dua kali lebih besar terkena serangan jantung dibandingkan mereka yang tidur 6 hingga 8 jam. Kirang tidur dapat meningkatkan tekanan darah dan menyebabkan peradangan. Tak satu pun dari keduanya baik untuk jantung.

7. Sakit kepala migrain

Orang yang mengidap penyakit ini lebih mungkin mengalami serangan jantung di kemudian hari dibandingkan mereka yang tidak. Dan hal-hal yang mencakup aura — pemandangan, suara, atau perasaan aneh yang dimulai sebelum sakit kepala menyerang — tampaknya memiliki kaitan yang lebih kuat dengan masalah jantung.

8. Cuaca dingin

Ini merupakan kejutan bagi sistem tubuh. Berada di luar ruangan pada musim dingin dapat menyebabkan arteri menyempit, sehingga darah lebih sulit mencapai jantung. Selain itu, jantung harus bekerja lebih keras untuk menjaga tubuh tetap hangat. Jika mengkhawatirkan hal tersebut, batasi aktivitas fisik yang berat, seperti menyekop salju saat cuaca dingin.

9. Polusi udara dan knalpot mobil

Serangan jantung lebih sering terjadi ketika tingkat polusi udara tinggi. Orang yang menghirup udara kotor secara teratur lebih mungkin mengalami penyumbatan arteri dan penyakit jantung. Terjebak di tengah lalu lintas mungkin sangat berbahaya, karena asap mobil dapat bercampur dengan kemarahan atau frustrasi.

10. Makan besar dan berat

Berpikirlah dua kali sebelum makan dalam jumlah banyak, karena dampaknya bukan hanya semata lingkar pinggang. Ketika kita makan dalam jumlah besar sekaligus, hal itu menyebabkan peningkatan kadar hormon stres norepinefrin dalam tubuh. Hal ini dapat meningkatkan tekanan darah dan detak jantung, serta dapat memicu serangan jantung pada beberapa orang. Makanan yang sangat berlemak juga dapat menyebabkan lonjakan tiba-tiba sejenis lemak dalam darah, dan hal itu juga dapat merusak beberapa pembuluh darah untuk sementara. (BS)