Berandasehat.id – Sejumlah orang mengalami fobia, ketakutan terhadap hal tertentu, misalnya laba-laba. Telah lama diasumsikan bahwa perlu menggunakan terapi pemaparan yang berbeda untuk mengatasi ketakutan yang berbeda. Namun sebuah studi baru dari Ruhr University Bochum menantang pandangan ini.

Terapi pemaparan untuk ketakutan tertentu juga dapat membantu mengurangi ketakutan lainnya, demikian kesimpulan yang dicapai psikolog di Ruhr University Bochum, Jerman, yang meneliti 50 orang yang takut laba-laba dan ketinggian. Meskipun mereka hanya mengobati rasa takut terhadap laba-laba, rasa takut akan ketinggian juga berkurang dalam prosesnya.

Temuan tersebut dijelaskan oleh tim yang dipimpin oleh Iris Kodzaga dan Profesor Armin Zlomuzica dari Departemen Ilmu Saraf Perilaku dan Klinis di Universitas Ruhr Bochum dalam jurnal Translational Psychiatry.

Sejumlah gangguan kecemasan merupakan penyakit penyerta. “Kecemasan jarang datang dengan sendirinya,” kata Iris Kodzaga, penulis utama studi tersebut dikutip MedicalXpress. “Pasien yang menderita satu ketakutan sering kali kemudian mengembangkan ketakutan lain.”

Ilustrasi laba-laba dan tangan (dok. Ist)

Metode pengobatan yang paling efektif adalah pemaparan: Dengan menghadapi situasi atau rangsangan yang menimbulkan rasa takut di bawah pengawasan psikoterapi, pasien belajar mengatasi rasa takutnya.

“Sudah lama diasumsikan bahwa jika seseorang memiliki banyak ketakutan, mereka memerlukan terapi pemaparan ganda yang disesuaikan dengan ketakutan spesifik mereka,” jelas Kodzaga.

Tim yang berbasis di Bochum kini menantang asumsi ini. Para peneliti mengukur ketakutan terhadap laba-laba dan ketinggian pada 50 subjek uji sebelum dan sesudah terapi paparan yang menargetkan ketakutan terhadap laba-laba. Pengukurannya mencakup data subjektif dari kuesioner spesifik mengenai rasa takut terhadap laba-laba dan ketinggian.

Selain itu, para peneliti mengumpulkan ukuran perilaku kuantitatif, seperti seberapa dekat peserta berani mendekati laba-laba atau seberapa jauh mereka bisa memanjat menara gereja yang tinggi.

Metode terapi bisa menjadi lebih universal. Terapi pemaparan untuk rasa takut laba-laba tidak hanya mengurangi rasa takut terhadap laba-laba tetapi juga rasa takut akan ketinggian. Dampak signifikan muncul baik dalam pengukuran subjektif maupun perilaku: Rasa takut akan ketinggian menurun rata-rata 15 persen akibat paparan laba-laba.

“Penemuan bahwa paparan laba-laba juga mengurangi rasa takut terhadap ketinggian membuka perspektif baru untuk pengobatan fobia yang efisien,” kata Iris Kodzaga. “Ini bisa berarti bahwa kita dapat memikirkan kembali pendekatan terapeutik dan mungkin mengembangkan metode yang lebih universal.”

Bagaimana sebenarnya efek ini berpindah dari satu ketakutan ke ketakutan lainnya masih belum jelas. Menurut peneliti, efeknya tidak dapat sepenuhnya dijelaskan oleh proses pembelajaran asosiatif. Efek generalisasi mungkin disebabkan oleh peningkatan efikasi diri akibat terapi pemaparan.

“Tetapi mungkin ada kesamaan antara rasa takut terhadap laba-laba dan rasa takut akan ketinggian yang tidak jelas. Kita perlu melakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui lebih lanjut,” simpul peneliti. (BS)