Berandasehat.id – Batu ginjal menjadi masalah yang menyakitkan pada orang yang mengalaminya dan dalam beberapa kasus tidak bisa hilang dengan sendirinya tanpa intervensi medis. Namun ada temuan menarik terkait batu ginjal. Dalam hal ini, para peneliti di Fakultas Kedokteran Universitas Zhejiang, Tiongkok, telah menyelidiki bagaimana sistem kekebalan tubuh bawaan makrofag bekerja untuk mencegah batu ginjal.

Dalam sebuah makalah yang diterbitkan di Immunity, para penulis merinci temuan mereka tentang tindakan mekanistik dan posisi strategis makrofag untuk mengawasi sel epitel dan lingkungan intratubular.

Ketika urin melewati sistem tubular ginjal, ia menghasilkan berbagai partikel sedimen mikroskopis – termasuk kristal mineral – dari urin pekat. Kondisi patologis dapat menyebabkan adanya protein dan sel peradangan. Partikel-partikel ini dapat tersangkut di tubulus, menghalangi aliran urin dan menyebabkan disfungsi ginjal.

Para peneliti mengamati makrofag ginjal yang berdekatan dengan tubulus secara real-time, menggunakan mikroskop resolusi tinggi, rekaman langsung, dan teknik mikroskop dua foton. Mereka mampu merekam makrofag yang memperluas tonjolan transepitel dan berinteraksi dengan partikel intratubular, serta migrasi mereka untuk membantu ekskresi partikel urin.

Teknik tersebut menangkap hubungan makrofag dengan partikel dalam urin dan menunjukkan peran makrofag dalam penghilangan partikel. Makrofag ginjal yang terletak di dekat tubulus meduler menunjukkan perilaku spesifik, memperluas tonjolan transepitel dan terus-menerus mengambil sampel isi urin.

Ilustrasi ginjal (dok. ist)

Makrofag kemudian terlihat bermigrasi dan mengelilingi partikel intratubular, membantu pembuangannya dari sistem tubular. Tikus disuntik dengan manik-manik lateks inert berpendar ke dalam ginjal, dan dalam waktu 12 jam, manik-manik bebas hampir tidak ada di lumen saluran pengumpul.

Untuk mengonfirmasi peran makrofag, percobaan manik lateks diulangi pada tikus yang kekurangan makrofag ginjal. Tikus yang kekurangan makrofag menunjukkan peningkatan retensi manik-manik fluoresen bahkan setelah 36 jam meskipun paparan urin alami lebih lama. Hasil ini menunjukkan bahwa pembilasan urin secara normal saja tidak dapat secara efisien menghilangkan partikel besar dalam sistem tubulus ginjal tanpa bantuan pra-pembuangan makrofag.

Temuan itu menunjukkan potensi implikasi terapeutik terhadap batu ginjal (nefrolitiasis atau batu ginjal) dan untuk mengembangkan metode pemberian obat khusus ginjal berdasarkan ciri-ciri makrofag yang khas ini, demikian dilaporkan Science x Network. (BS)