Berandasehat.id – Setiap liter air dalam botol plastik mungkin mengandung lebih dari 100.000 potongan plastik mikroskopis. Temuan penting ini menunjukkan bahwa jumlah plastik yang dikonsumsi oleh banyak orang hanya dengan meminum sebotol air adalah 10 kali lebih besar dari perkiraan sebelumnya.

Potongan plastik kecil yang terlepas dari botol disebut mikroplastik dan nanoplastik. Materi itu menimbulkan kekhawatiran terkait dampaknya bagi kesehatan. Sayangnya hal itu sulit dipelajari karena potongan plastik sangat kecil sehingga sulit dideteksi.

Tim Universitas Columbia mengembangkan teknik pencitraan baru yang memiliki sensitivitas dan spesifisitas yang belum pernah ada untuk analisis nanoplastik, menurut makalah yang diterbitkan di jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences.

“Sebelumnya ini hanyalah kawasan gelap, belum dipetakan. Studi toksisitas hanya menebak-nebak apa yang ada di sana,” kata peneliti Beizhan Yan, PhD, ahli kimia lingkungan di Lamont-Doherty Earth Observatory di Columbia Climate School, dikutip WebMD.

Segelas air putih (dok. ist)

Teknik baru berbasis laser untuk mendeteksi partikel mikroplastik dan nanoplastik digunakan untuk menganalisis tiga merek air kemasan populer yang dijual di Amerika (para peneliti tidak mempublikasikan nama merek tersebut).

Setiap liter air dari botol ditemukan mengandung partikel mikroplastik dan nanoplastik, mengandung antara 110.000 dan 370.000 pecahan plastik, sekitar 90% di antaranya adalah nanoplastik dan sisanya adalah mikroplastik yang lebih besar.

Para peneliti mencari tujuh jenis plastik yang umum, dan di antara yang paling umum adalah polistiren, polivinil klorida, polimetil metakrilat, dan polietilen tereftalat atau PET, yang terakhir merupakan bahan pembuat botol tersebut.

Plastik lain yang ditemukan dalam jumlah tinggi adalah sejenis nilon yang disebut poliamida, menurut ringkasan penelitian yang diterbitkan oleh Universitas Columbia, yang mencatat bahwa poliamida yang ditemukan mungkin berasal dari filter plastik yang dilalui air sebelum dibotolkan.

Tujuh jenis plastik yang dicari para peneliti hanya menyumbang 10% dari nanopartikel yang terdeteksi dalam air kemasan, dan para peneliti belum menentukan 90% lainnya terbuat dari apa.

Apabila semuanya merupakan nanoplastik, itu berarti jumlahnya bisa mencapai puluhan juta per liter, menurut ringkasan makalah Universitas Columbia. Tim peneliti berencana selanjutnya akan menganalisis air keran. (BS)