Berandasehat.id – Kafein, umumnya kita kenal pada kopi dan minuman energi menjadi andalan sejumlah orang agar mereka stay alert. Tak banyak yang tahu bahwa kafein tergolong obat karena merangsang sistem saraf pusat sehingga meningkatkan kewaspadaan.

Kafein populer karena memberikan peningkatan energi dan suasana hati sementara. Sebelum kafein diolah dalam minuman dan makanan, rasanya sangat pahit. Ini mungkin meningkatkan rasa beberapa makanan dan minuman seperti kopi dan coklat, namun sebagian besar soda dan teh dirancang untuk menghilangkan rasa pahit kafein.

Kafein bersifat adiktif, dan itulah salah satu alasan mengapa kafein digunakan dalam banyak produk: agar konsumen terus datang kembali untuk membeli lebih banyak. Bagi orang yang terbiasa minum kopi atau soda secara teratur lalu berhenti, kemungkinan akan mengalami gejala penarikan diri.

Para profesional medis menganggap konsumsi moderat adalah 200 hingga 300 miligram (mg) kafein per hari.

Ilustrasi kopi (dok. ist)

Berikut jumlah rata-rata kafein dalam makanan dan minuman yang biasa kita kenal:

Espresso: 127 mg per 2 ons cairan

Minuman energi: bervariasi antara 70-240 mg kafein dalam minuman 16 ons cairan

Kopi instan: 62 mg kafein dalam porsi 8 ons cairan

Teh hitam: 48 mg kafein dalam 1 cangkir (8 ons cairan)

Soda: 34 mg kafein dalam kaleng 12 ons cairan

Cokelat susu: 8,8 mg kafein dalam 1,55 ons batangan (44 gram)

Efek kafein

Kafein mungkin memberikan peningkatan suasana hati dan energi untuk sementara, namun sifat adiktifnya bisa berbahaya. Pengaruh kafein terhadap setiap individu bergantung pada berat badan, tinggi badan, dan kesehatan. Dalam hal ini apakah yang bersangkutan mengonsumsi kafein secara teratur. Ataukah ada obat lain yang diminum bersamaan.

Apakah ada orang yang overdosis kafein? Bisa jika dosis yang dikonsumsi terlalu banyak. ‌Kafein dalam minuman dan makanan biasanya aman, namun mengonsumsinya dalam bentuk bubuk bisa berbahaya.

Segera dapatkan pertolongan medis jika setelah konsumsi kafein menunjukkan gejala di antaranya getaran yang tak terkendali, mual atau muntah, sakit perut parah, diare, napas lebih cepat, merasa gugup atau cemas, detak jantung cepat, kebingungan, juga serangan panik, dan kemungkinan kejang.

Efek jangka panjang

Bagi yang doyan mengonsumsi banyak kafein dalam jangka waktu lama, kemungkinan akan mengalami efek samping kronis. Gejala yang mungkin muncul di antaranya sulit tidur, sakit kepala, kecemasan, osteoporosis, sakit kepala, telinga berdenging, kelemahan dan kelelahan, rasa haus tiba-tiba, tekanan darah rendah, kejang‌ hingga jebingungan

Berapa lama kafein bertahan? Efek kafein mulai terlihat dalam waktu 15 menit. Kadarnya dalam aliran darah mencapai puncaknya satu jam kemudian dan tetap di sana selama beberapa jam. Sekitar 6 jam setelah mengonsumsi kafein, separuhnya masih ada di tubuh. Kafein mungkin tidak sepenuhnya dibersihkan aliran darah sampai setelah 10 jam, demikian WebMD. (BS)