Berandasehat.id – Labu siam merupakan sumber serat yang baik serta beberapa vitamin dan mineral, termasuk vitamin C, vitamin E, dan potasium. Sayuran yang berbentuk mirip ketimun ini mengandung sejumlah senyawa penting, di antaranya flavonoid, asam fenolik, dan cucurbitacins yang memiliki efek antiinflamasi/antiradang dan antioksidan pada tubuh.
Dilansir dari laman Health, senyawa tersebut dapat mengurangi kerusakan DNA, lipid, dan protein dengan meningkatkan pertahanan antioksidan tubuh, termasuk enzim antioksidan superoksida dismutase (SOD) dan glutathione peroksidase (GPx), serta menetralkan senyawa yang sangat reaktif yang disebut spesies oksigen reaktif (ROS).
Kadar ROS yang terlalu tinggi bisa menyebabkan kerusakan sel dan berkontribusi terhadap kondisi kesehatan seperti sindrom metabolik. Sindrom metabolik adalah sekelompok gejala, termasuk gula darah tinggi, peningkatan lemak perut, dan tekanan darah tinggi, yang meningkatkan risiko kondisi seperti penyakit jantung dan diabetes tipe 2.
Studi menunjukkan bahwa labu siam mungkin efektif dalam mengurangi peradangan, meningkatkan status antioksidan, dan mengurangi gejala sindrom metabolik. Sebuah studi tahun 2023 yang melibatkan 48 orang dewasa lanjut usia dengan sindrom metabolik menemukan bahwa mereka yang mengonsumsi 1,5 gram (g) bubuk labu siam per hari selama enam bulan mengalami penurunan penanda kerusakan sel lipid dan protein masing-masing sebesar 10% dan 17%. kelompok plasebo/kelompok kontrol.
Mengonsumsi labu siam menurunkan tingkat kerusakan oksidatif pada DNA sebesar 32% dan meningkatkan kadar SOD, enzim antioksidan yang melindungi sel dari kerusakan ROS. Para peneliti menjelaskan bahwa efek ini kemungkinan besar disebabkan oleh tingginya tingkat antioksidan labu siam, seperti naringenin, kuersetin, dan apigenin.

Penelitian menemukan bahwa pengobatan labu siam mencegah pemendekan telomer, yaitu struktur yang terletak di ujung kromosom yang berperan penting dalam pembelahan sel. Pemendekan telomer memainkan peran penting dalam proses penuaan, dan pilihan gaya hidup serta kondisi kesehatan tertentu, seperti sindrom metabolik, dapat mempercepat pemendekan telomer.
Temuan ini menunjukkan bahwa mengonsumsi labu siam adalah cara yang efektif untuk mengurangi kerusakan sel, meningkatkan pertahanan antioksidan tubuh, dan meningkatkan umur panjang. Namun, diperlukan lebih banyak penelitian untuk memastikan potensi manfaat kesehatan ini.
Turunkan tekanan darah dan kontrol gula darah
Serat, vitamin, mineral, dan antioksidan yang terdapat pada labu siam dapat membantu menurunkan tekanan darah dan kadar gula darah. Dalam penelitian tahun 2023 yang disebutkan di atas, pengobatan labu siam menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik masing-masing sebesar 7 dan 4 milimeter merkuri (mmHg), dibandingkan dengan pengobatan plasebo.
Para peneliti berpendapat bahwa efek labu siam dalam menurunkan tekanan darah mungkin disebabkan oleh tingginya kadar senyawa polifenol, seperti asam kumarat dan quercetin, yang memiliki sifat melebarkan pembuluh darah.
Studi tersebut juga menemukan bahwa partisipan yang mengonsumsi labu siam mengalami penurunan hemoglobin A1c (HbA1c) secara signifikan, yang merupakan penanda pengendalian gula darah jangka panjang. Senyawa flavonoid tertentu yang terdapat pada labu siam dapat membantu menurunkan gula darah dengan memperlambat pencernaan dan menunda penyerapan glukosa di saluran pencernaan.
Hal ini menunjukkan bahwa labu siam dapat membantu meningkatkan regulasi gula darah, sehingga dapat mengurangi risiko diabetes pada populasi yang berisiko, seperti mereka yang menderita sindrom metabolik.
Kandungan gizi labu siam
Labu siam sangat rendah kalori namun kaya serat serta beberapa vitamin dan mineral, seperti vitamin C, B6, tembaga, dan seng. Labu siam juga kaya vitamin C dan seng, keduanya berfungsi sebagai antioksidan kuat dalam tubuh dan berperan penting dalam fungsi kekebalan tubuh.
Sayuran itu juga merupakan sumber mineral tembaga dan mangan yang baik. Tembaga diperlukan untuk pembentukan sel darah merah, metabolisme zat besi, dan sintesis neurotransmitter, sedangkan mangan diperlukan untuk metabolisme energi, fungsi sistem kekebalan dan saraf, serta kesehatan tulang dan jaringan ikat.
Selain itu, labu siam mengandung lebih sedikit folat, vitamin B yang banyak dibutuhkan selama kehamilan karena perannya dalam pertumbuhan dan perkembangan janin. (BS)