Berandasehat.id – Gangguan hipertensi dalam kehamilan dan diabetes gestasional adalah dua komplikasi kehamilan yang paling umum dan membuat ibu hamil berisiko lebih tinggi terkena penyakit kardiovaskular di kemudian hari.
Dalam sebuah studi baru yang dipresentasikan di pertemuan tahunan Society for Maternal-Fetal Medicine (SMFM), The Pregnant Meeting, para peneliti mengungkap temuan yang menunjukkan bahwa komplikasi kehamilan juga dapat mengakibatkan kesehatan jantung yang lebih buruk pada anak.
Abstrak penelitian telah diterbitkan di suplemen American Journal of Obstetrics and Gynecology pada Januari 2024.
Dalam analisis sekunder terhadap 3.317 pasangan ibu-anak dari studi prospektif Hiperglikemia dan Hasil Kehamilan yang Merugikan (HAPO FUS), para peneliti memeriksa apakah ada hubungan antara gangguan hipertensi dalam kehamilan dan diabetes gestasional dan kesehatan kardiovaskular anak.
Di pihak ibu, 8% mengalami tekanan darah tinggi selama kehamilan, 12% mengalami diabetes gestasional, dan 3% mengalami tekanan darah tinggi dan diabetes.

Peneliti kemudian memeriksa kesehatan jantung anak 10 hingga 14 tahun setelah melahirkan. Kesehatan kardiovaskular dievaluasi berdasarkan empat metrik: indeks massa tubuh, tekanan darah, kolesterol total, dan kadar glukosa.
Pedoman pediatrik mengkategorikan setiap metrik menjadi ideal, menengah, atau buruk. Para peneliti menemukan bahwa sebelum usia 12 tahun (usia rata-rata: 11,6), lebih dari separuh anak-anak (55,5%) memiliki setidaknya satu metrik yang tidak ideal, sehingga menempatkan mereka pada risiko lebih besar terkena penyakit jantung dan stroke.
“Temuan ini penting karena secara tradisional, ada anggapan bahwa risiko seseorang terkena penyakit kardiovaskular dimulai setelah lahir – setiap orang memulainya pada titik yang sama,” kata penulis utama studi Kartik K. Venkatesh, MD, Ph.D., subspesialis pengobatan ibu-janin dan asisten profesor kebidanan dan ginekologi serta asisten profesor epidemiologi, dan Direktur Program Diabetes dalam Kehamilan di The Ohio State University Wexner Medical Center di Columbus.
“Data ini menunjukkan bahwa hal tersebut tidak terjadi dan apa yang terjadi di dalam rahim dapat mempengaruhi anak sepanjang masa hidupnya,” tandas Venkatesh dilaporkan MedicalXpress. (BS)