Berandasehat.id – Kembang sepatu atau Hibiscus sabdariffa, dikenal memiliki sejumlah manfaat kesehatan, di antaranya membantu mencegah atau mengelola diabetes. Tinjauan beberapa penelitian pada tahun 2020, termasuk pada manusia, menunjukkan bahwa suplemen kembang sepatu menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik pada peserta dengan diabetes tipe 2.
Sedangkan tinjauan tahun 2019 yang mencakup penelitian pada manusia menunjukkan bahwa kembang sepatu dapat membantu mencegah dan mengelola diabetes.
Selain membantu mengelola diabetes, ekstrak kembang sepatu dapat memperbaiki gejala sindrom metabolik, yakni sekelompok kondisi, seperti tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, dan kadar gula darah tinggi, yang meningkatkan risiko penyakit jantung, diabetes, dan stroke, menurut ahli diet terdaftar Michelle Routhenstein, pendidik diabetes bersertifikat, pemilik Entirely Nourished, sebuah praktik konsultasi nutrisi virtual, dan anggota dewan penasihat Forbes Health.
Para peneliti menduga bahan kimia dalam rosela tampaknya mengurangi gula dalam darah dan meningkatkan aliran darah.
Meskipun penelitian lebih lanjut pada manusia diperlukan untuk memastikan apakah kembang sepatu mungkin berguna dalam membantu mengelola diabetes, penderita diabetes juga mungkin mengalami tekanan darah tinggi, peradangan dan stres oksidatif, dan mungkin mendapat manfaat dari minum teh kembang sepatu untuk kondisi ini.

Penting untuk diperhatikan bahwa kembang sepatu bukanlah alternatif untuk membantu mengontrol gula darah pada penderita diabetes. Kembang sepatu juga bukan pengganti obat diabetes yang diresepkan oleh penyedia layanan kesehatan, ahli kesehatan di Forbes Health mengingatkan.
Orang yang mengonsumsi obat untuk masalah kronis apa pun harus berkonsultasi dengan dokter sebelum mencoba teh kembang sepatu.
Efek samping dan interaksi obat
Teh kembang sepatu umumnya dianggap aman bagi kebanyakan orang. Efek samping jarang terjadi tetapi mungkin termasuk sakit perut, gas, atau sembelit. Namun, meminum teh kembang sepatu selama kehamilan atau saat menyusui mungkin tidak aman.
Teh kembang sepatu juga dapat mempengaruhi kadar gula darah selama dan setelah operasi, jadi orang-orang harus berhenti minum teh kembang sepatu setidaknya dua minggu sebelum menjalani prosedur pembedahan.
Obat-obatan tertentu berpotensi berinteraksi dengan teh kembang sepatu. Misalnya, obat-obatan yang diubah atau dipecah oleh hati, seperti Sitokrom P450 1A2 dan Sitokrom P450 2A6 mungkin tidak berinteraksi dengan baik dengan teh kembang sepatu.
Bicaralah dengan ahli kesehatan tentang potensi interaksi obat, suplemen, atau herbal sebelum menambahkan teh kembang sepatu ke dalam asupan harian.
Teh kembang sepatu juga dapat menyebabkan interaksi yang merugikan bagi orang yang memakai klorokuin untuk pengobatan atau pencegahan malaria. Obat lain yang memiliki risiko interaksi obat sedang dengan teh kembang sepatu meliputi Diklofenak (termasuk Voltaren), Losartan (Cozaar), obat kencing manis, obat tekanan darah, Simvastatin (Zocor).
Mungkin juga ada risiko kecil bahwa minum teh sambil mengonsumsi obat pereda nyeri acetaminophen (Tylenol) dapat membuat tubuh membuang obat tersebut lebih cepat. Diperlukan lebih banyak penelitian untuk memastikan efek ini. (BS)