Berandasehat.id – Bagi perokok dan orang yang bertahun-tahun menghirup asap rokok, polusi, virus, dan racun lainnya, gagasan untuk membersihkan paru dan memulai hidup baru mungkin terdengar sangat menarik.

Bila sempat tergoda untuk membeli vitamin, teh, atau minyak esensial yang dikatakan dapat mendetoksifikasi paru, simpan saja uangmu, demikian saran Joshua Englert, MD, seorang pulmonolog di Ohio State University Wexner Medical Center.

“Ada banyak sekali produk yang dijual di internet yang mengklaim dapat menghilangkan racun dari paru-paru, namun belum ada penelitian ilmiah yang mendukung penggunaan produk tersebut,” kata Englert dikutip laman WebMD.

Untungnya, paru sangat baik dalam membersihkan dan memperbaiki dirinya sendiri dalam beberapa situasi — dan ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk menjaga paru tetap sehat.

“Bagi yang menderita penyakit akut, seperti pneumonia, atau bronkitis akut, pada sebagian besar kasus, paru-paru akan pulih sepenuhnya,” kata Norman Edelman, MD, profesor kedokteran di Universitas Negeri New York di Stony Brook.

Namun setelah mengalami cedera kronis, seperti kerusakan akibat merokok selama puluhan tahun, paru-paru hanya bisa melakukan sedikit hal untuk memperbaiki dirinya sendiri.

Merokok menyebabkan dua jenis kerusakan jangka panjang pada paru-paru: emfisema dan bronkitis kronis. Kedua penyakit ini dikenal sebagai penyakit paru obstruktif kronik (PPOK). Pada emfisema, kantung udara kecil yang berfungsi menukar oksigen rusak. Pada bronkitis kronis, terjadi peradangan pada saluran napas yang menuju ke kantung udara.

“Setelah kantung udara hancur, kantung udara tersebut tidak dapat diganti,” kata Edelman. “Meskipun sebagian pembengkakan dan peradangan akibat bronkitis dapat hilang, kerusakan struktural akan tetap ada.”

Namun, semakin dini berhenti merokok, semakin besar peluang untuk memperbaiki beberapa kerusakan. Sebuah penelitian besar menemukan bahwa 20 tahun setelah berhenti merokok, risiko COPD turun ke tingkat yang sama dengan situasi orang yang tidak pernah merokok.

Satu dekade setelah berhenti, risiko kematian akibat kanker paru kira-kira setengah dari risiko seseorang yang merokok. Dalam 30 tahun setelah berhenti merokok, risiko kanker paru turun ke tingkat bukan perokok.

“Semakin cepat berhenti merokok, semakin besar kemungkinan paru-paru bisa sembuh,” kata Englert. “Tetapi jika merokok terlalu lama, kerusakannya bisa menjadi permanen.” (BS)