Berandasehat.id – Masalah neurologis berdampak pada jutaan orang, namun hanya sebagian kecil kasus yang dapat dikaitkan dengan faktor genetik saja, yang menunjukkan bahwa faktor lingkungan yang tidak diketahui merupakan kontributor penting terhadap penyakit neurologis.
Hati-hati menggunakan perlengkapan rumah tangga terutama yang berbahan kimia. Sebuah tim peneliti dari Fakultas Kedokteran Universitas Case Western Reserve telah memberikan wawasan baru tentang bahaya beberapa bahan kimia rumah tangga terhadap kesehatan otak.
Mereka berpendapat bahwa bahan kimia yang ditemukan di berbagai macam barang, mulai dari furnitur hingga produk rambut, mungkin terkait dengan penyakit neurologis seperti multiple sclerosis (MS) dan gangguan spektrum autisme.
Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Nature Neuroscience menemukan bahwa beberapa bahan kimia rumah tangga secara khusus mempengaruhi oligodendrosit otak, yaitu jenis sel khusus yang menghasilkan isolasi pelindung di sekitar sel saraf.
“Hilangnya oligodendrosit mendasari multiple sclerosis dan penyakit neurologis lainnya,” kata peneliti utama studi tersebut, Paul Tesar, Profesor Terapi Inovatif Dr. Donald dan Ruth Weber Goodman.
“Kami kini menunjukkan bahwa bahan kimia tertentu dalam produk konsumen dapat secara langsung membahayakan oligodendrosit, yang merupakan faktor risiko penyakit neurologis yang sebelumnya tidak diketahui,” imbuh Prof Tesar dilaporkan MedicalXpress.
Dengan asumsi bahwa belum banyak penelitian mendalam yang dilakukan mengenai dampak bahan kimia terhadap kesehatan otak, para peneliti menganalisis lebih dari 1.800 bahan kimia yang mungkin terpapar pada manusia.
Selanjutnya, mereka mengidentifikasi bahan kimia yang secara selektif merusak oligodendrosit yang termasuk dalam dua kelas: penghambat api organofosfat dan senyawa amonium kuaterner.

Karena senyawa amonium kuaterner terdapat dalam banyak produk perawatan pribadi dan disinfektan, yang semakin sering digunakan sejak pandemi COVID-19 dimulai, manusia sering kali terpapar bahan kimia ini. Dan banyak barang elektronik dan furnitur mengandung penghambat api organofosfat.
Para peneliti menggunakan sistem seluler dan organoid di laboratorium untuk menunjukkan bahwa senyawa amonium kuaterner menyebabkan kematian oligodendrosit, sedangkan penghambat api organofosfat mencegah pematangan oligodendrosit.
Mereka menunjukkan bagaimana bahan kimia yang sama merusak oligodendrosit di otak tikus yang sedang berkembang. Para peneliti juga menghubungkan paparan salah satu bahan kimia dengan hasil neurologis yang buruk pada anak-anak secara nasional.
“Kami menemukan bahwa oligodendrosit—tetapi tidak sel-sel otak lainnya—sangat rentan terhadap senyawa amonium kuaterner dan penghambat api organofosfat,” kata Erin Cohn, penulis utama dan mahasiswa pascasarjana di Program Pelatihan Ilmuwan Medis Fakultas Kedokteran.
Menurutnya, dengan memahami paparan bahan kimia ini pada manusia dapat membantu menjelaskan missing link dalam munculnya beberapa penyakit neurologis.
Hubungan antara paparan bahan kimia pada manusia dan dampaknya terhadap kesehatan otak memerlukan penyelidikan lebih lanjut, para ahli memperingatkan.
Penelitian di masa depan harus melacak tingkat bahan kimia di otak orang dewasa dan anak-anak untuk menentukan jumlah dan lamanya paparan yang diperlukan untuk menyebabkan atau memperburuk penyakit. (BS)