Berandasehat.id – Penelitian sebelumnya, serta bukti anekdotal, menunjukkan bahwa faktor keturunan memainkan peran utama dalam menentukan seperti apa wajah seseorang nantinya. Namun beberapa penelitian menunjukkan bahwa faktor lain, seperti kondisi lingkungan selama kehamilan, juga dapat berdampak.
Studi terkini mengungkap, jumlah protein yang dikonsumsi ibu hamil dapat berdampak pada perkembangan wajah keturunannya. Dalam penelitian yang dipublikasikan di jurnal Nature Communications, tim peneliti internasional mengurutkan gen dari jaringan wajah embrio manusia dan melakukan eksperimen dengan tikus dan ikan zebra.
Dalam upaya baru ini, para peneliti bertanya-tanya apakah pola makan yang dikonsumsi oleh wanita hamil dapat memberikan dampak halus pada perkembangan wajah bayi yang belum lahir.
Untuk mengetahuinya, tim peneliti memulai dengan mengurutkan jaringan wajah yang diambil dari embrio manusia. Mereka menemukan peningkat yang terkait dengan gen yang sebelumnya dikaitkan dengan jalur mTORC1, yang diketahui memainkan peran utama dalam cara sel memproses makanan.
Temuan mereka menunjukkan bahwa jalur tersebut berperan dalam memodulasi pembentukan kerangka tahap awal.

Untuk mengetahui jenis modulasi apa yang mungkin terjadi, para peneliti melakukan percobaan pada tikus dan ikan zebra. Dalam beberapa kasus, mereka mengaktifkan jalur yang mempengaruhi struktur wajah dan pada kasus lain, dan menonaktifkannya. Tim peneliti membandingkan subjek yang memiliki jalur yang dimodifikasi dengan mereka yang tidak memiliki jalur itu.
Di antara perbedaannya, mereka menemukan bahwa aktivasi jalur tersebut menyebabkan saluran hidung lebih tebal dari biasanya dan fitur wajah lebih besar dari normal. Sebaliknya, penonaktifan jalur tersebut mengakibatkan ikan zebra memiliki wajah yang lebih panjang dari biasanya, dan pada tikus, hasilnya adalah moncong yang lebih besar.
Tim kemudian menguji apakah pola makan mungkin berperan. Mencurigai bahwa konsumsi protein dapat mengaktifkan jalur mTORC1, mereka memberi makan sekelompok tikus dengan diet tinggi protein. Pengujian menunjukkan perbedaan sinyal dibandingkan dengan tikus yang diberi makanan normal—embrio tikus yang diberi protein tambahan memiliki tulang rahang lebih rendah dari normal dan lebih besar dari kapsul hidung normal.
Tim peneliti menyimpulkan bahwa pola makan ibu dapat berdampak pada perkembangan wajah. Temuan ini juga menunjukkan bahwa bagian lain dari pola makan dapat berdampak pada perkembangan janin dengan cara yang belum ditemukan, demikian laporan Science x Network. (BS)