Berandasehat.id – Mengonsumsi yogurt berlemak penuh setiap hari dapat membantu menurunkan kadar glukosa (gula darah) puasa pada orang dewasa paruh baya dan lanjut usia yang menderita pradiabetes, menurut temuan peneliti dari Universitas Vermont yang mempresentasikan hasil penelitian itu di American Physiology Summit, pertemuan tahunan utama American Physiological Society (APS), di Long Beach, California.

Karena obesitas dan diabetes tipe 2 terus menjadi epidemi yang berkembang di Amerika Serikat, banyak organisasi kesehatan nasional, termasuk American Heart Association (AHA/Asosiasi Jantung Amerika), merekomendasikan konsumsi produk olahan susu rendah atau tanpa lemak, seperti susu, keju, dan yogurt, sebagai bagian dari diet sehat untuk jantung.

Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa – bertentangan dengan pesan yang sering diterima masyarakat tentang diet lemak, penambahan berat badan, dan penyakit kronis – produk susu berlemak penuh mungkin bermanfaat bagi glukosa darah dan metabolisme lemak.

Para peneliti mempelajari sekelompok sukarelawan dewasa berusia antara 45 dan 75 tahun. Sebagian besar peserta didiagnosis menderita pradiabetes – satu orang menderita diabetes tipe 2 – dengan rata-rata kadar glukosa darah puasa 101,1 miligram per desiliter (mg/dL).

Pradiabetes adalah suatu kondisi di mana gula darah meningkat tetapi belum mencapai tingkat diabetes tipe 2, didefinisikan sebagai kadar glukosa darah puasa antara 100 dan 125 mg/dL, sebut Victoria Taormina, Ph.D. mahasiswa dan penulis pertama studi tersebut.

Dalam studi crossover ini, para relawan berpartisipasi dalam blok tiga minggu dengan mengonsumsi tiga porsi yogurt tawar dan penuh lemak setiap hari. Relawan yang sama mengonsumsi tiga porsi yogurt bebas lemak setiap hari selama rentang tiga minggu yang berbeda.

Jumlah yogurt yang dikonsumsi setiap hari bervariasi untuk setiap orang berdasarkan kebutuhan kalori dan nutrisi masing-masing. Namun, berdasarkan diet 2.000 kalori, ini berarti 510 gram (kira-kira 17 ons) yogurt setiap hari. Sementara peserta mengikuti diet penuh lemak, mereka mengonsumsi 17 gram lemak susu per hari.

Tim peneliti menemukan bahwa setelah mengonsumsi yogurt penuh lemak, kadar glukosa puasa rata-rata peserta turun menjadi 97,7 mg/dL, yang dianggap dalam kisaran normal.

“Penelitian ini adalah bagian dari semakin banyak bukti yang bertentangan dengan narasi saat ini dalam rekomendasi diet otoritas kesehatan nasional dan internasional untuk memilih produk susu rendah atau tanpa lemak, dibandingkan produk susu berlemak penuh,” kata Taormina.

Dia berharap uji coba percontohan ini dapat menjadi dorongan bagi penelitian lebih lanjut untuk memperjelas hubungan antara asupan lemak susu dan pengendalian glukosa darah, demikian laporan MedicalXpress. (BS)