Berandasehat.id – Kanker kolorektal berkembang di usus besar atau rektum. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa kanker kolorektal merupakan penyebab kematian akibat kanker nomor dua di Amerika Serikat, sekitar 150.000 kasus didiagnosis setiap tahunnya. Risiko seumur hidup untuk penyakit ini adalah 1 dari 23 pria dan 1 dari 25 wanita, meskipun ada faktor lain yang juga berperan dalam kemungkinan terkena penyakit ini, terutama pilihan gaya hidup.

Sebuah tim peneliti medis internasional besar telah menemukan bahwa orang dengan dua tipe bentuk tubuh lebih mungkin terkena kanker kolorektal dibandingkan orang dengan tipe tubuh lain. Dalam studi yang dipublikasikan di jurnal Science Advances, kelompok peneliti tersebut menilai bentuk tubuh dan kecenderungan genetik ribuan orang untuk mengetahui risiko terkena kanker kolorektal.

Pada tahun 2016, tim peneliti berbeda menemukan bukti yang menghubungkan obesitas secara umum, dan obesitas sentral pada orang bertubuh tinggi, dengan kemungkinan lebih tinggi terkena kanker kolorektal.

Dalam upaya baru ini, tim peneliti melakukan penelitian serupa dengan kelompok orang yang jauh lebih besar. Penelitian tersebut – merupakan penelitian terbesar hingga saat ini – melibatkan pengumpulan dan mempelajari data yang dikoleksi dari 550.000 orang dewasa yang didokumentasikan di Biobank Inggris. Mereka juga mempelajari data genetik dari sampel jaringan yang dikumpulkan dari 800 donor tambahan.

Tim peneliti menemukan bahwa orang-orang bertubuh tinggi dengan bentuk tubuh ‘apel’ yang berarti mereka memiliki kecenderungan genetik untuk menambah berat badan di bagian tengah, lebih mungkin terkena kanker kolorektal dibandingkan orang-orang dengan bentuk tubuh yang dikodekan secara genetik lainnya.

Tim juga menemukan bahwa orang berbadan tinggi dengan bentuk tubuh apel juga cenderung memiliki lebih banyak masalah kesehatan terkait sistem pencernaan.

Orang yang memiliki gen yang membuat mereka lebih mungkin mengalami obesitas karena pola makan yang tidak sehat juga lebih rentan terkena penyakit tersebut.

Peneliti juga mencatat bahwa kedua tipe tubuh tersebut memiliki jalur molekuler unik terhadap penyakit yang didorong oleh pola genetik tertentu, demikian laporan Science x Network. (BS)