Berandasehat.id – Partikel virus flu burung yang baru-baru ini ditemukan pada sapi perah telah terdeteksi dalam susu pasteurisasi di Amerika Serikat, namun persediaan susu di negara tersebut tetap aman untuk diminum. Terkait hal ini Badan Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit (CDC) telah mengambil langkah-langkah penting untuk membuat vaksin jika diperlukan.

Dikenal sebagai flu burung H5N1, sebagian kecil virus diperkirakan tidak akan hilang dari susu selama proses treatment yang disebut pasteurisasi, kata Badan Administrasi Obat dan Makanan AS (FDA). Badan tersebut sedang melakukan berbagai tes lebih lanjut, termasuk untuk melihat apakah ada virus yang menginfeksi susu mampu bereplikasi dalam kondisi laboratorium.

Badan tersebut menegaskan bahwa susu masih aman untuk dikonsumsi. “Berdasarkan informasi yang tersedia saat ini, pasokan susu komersial kami aman karena dua alasan berikut: 1) proses pasteurisasi dan 2) pengalihan atau pemusnahan susu dari sapi yang sakit,” bunyi pernyataan FDA.

Gejala pada sapi yang terinfeksi termasuk penurunan laktasi dan rendahnya nafsu makan, menurut pernyataan FDA.

Pasteurisasi adalah proses memanaskan susu dalam waktu lama untuk membunuh bakteri dan virus. FDA mengatakan hasil tes lebih lanjut akan siap dalam beberapa hari hingga minggu ke depan.

David O’Connor, PhD, ahli virologi di Universitas Wisconsin-Madison, mengatakan kepada The New York Times bahwa orang yang meminum susu yang mengandung fragmen virus kemungkinan besar tidak akan sakit. “Risiko tertular dari susu yang mengandung fragmen virus seharusnya nihil,” katanya kepada Times. “Materi genetik tidak dapat bereplikasi dengan sendirinya.”

Flu burung tersebar luas pada unggas liar dan terkadang menyerang kawanan unggas komersial. Penyakit ini telah didokumentasikan pada lebih banyak hewan, dan sapi menjadi hewan terbaru dalam daftar tersebut.

Awal tahun ini, seorang peternak sapi di Texas dipastikan terjangkit flu burung. Gejala utamanya adalah mata merah, dan dia sembuh.

Pada awal pekan ini CDC mengunggah pembaruan di halaman web flu burung yang menyatakan bahwa obat antivirus efektif melawan galur flu yang menginfeksi peternak. CDC telah membuat kandidat virus vaksin (CVV) yang dapat digunakan untuk membuat vaksin jika diperlukan.

Flu burung menjadi berita utama pada 1997, ketika 18 kasus pada manusia tercatat di Hong Kong. Infeksi tersebut terkait dengan unggas, dan enam orang meninggal. Jenis virus yang unik ini telah dimusnahkan melalui depopulasi total di seluruh pasar unggas dan peternakan ayam pada Desember 1997, menurut sebuah makalah ilmiah yang diterbitkan pada 2003 tentang wabah tersebut.

Sejak 1997, manusia telah terinfeksi jenis flu burung di 23 negara, menurut CDC, dan lebih dari 50% orang yang terinfeksi meninggal. Flu burung terdapat pada unggas liar di seluruh 50 negara bagian AS, dan sebagian besar negara bagian juga telah mengonfirmasi adanya infeksi pada unggas komersial atau unggas di halaman belakang dalam 2 tahun terakhir, kata CDC.

Selain kasus yang terjadi pada peternak di Texas, ada kasus lain pada manusia di AS, yang dikaitkan dengan kontak dengan unggas di Colorado pada tahun 2022.

Bekerja sama dengan CDC, pejabat FDA mengatakan mereka memantau data dari ruang gawat darurat dan hasil tes flu untuk mengetahui tren yang tidak biasa pada penyakit seperti flu, flu, atau konjungtivitis, yang juga disebut mata merah.

Pejabat federal telah menerbitkan informasi genetik dari jenis flu burung terbaru demi kepentingan transparansi publik dan memastikan komunitas ilmiah memiliki akses terhadap informasi ini secepat mungkin untuk mendorong penelitian dan pengembangan penyakit agar bermanfaat bagi industri susu AS, demikian pernyataan pihak berwenang pekan ini. (BS)