Berandasehat.id – Istilah ‘kena mental’ belakangan populer. Namun mungkin istilah itu digunakan untuk hal yang kurang tepat. Gangguan saraf mental breakdown adalah istilah yang menggambarkan periode stres mental atau emosional yang ekstrem. Stresnya begitu besar sehingga orang tersebut tidak dapat melakukan aktivitas normal sehari-hari.

Mental breakdown bukanlah istilah klinis. Juga bukan merupakan gangguan kesehatan mental. Di masa lalu, istilah ini digunakan untuk menggambarkan berbagai kondisi kesehatan mental, namun saat ini istilah tersebut tidak lagi digunakan oleh para profesional. Meski begitu, bukan berarti gangguan saraf merupakan respons yang sehat terhadap stres. Faktanya, justru sebaliknya, dan terkadang hal ini dapat mengindikasikan masalah mendasar seperti depresi atau kecemasan.

Tidak ada satu pun penyebab mental breakdown. Apa pun yang menyebabkan stres berlebihan bisa menjadi pemicunya. Secara umum, perasaan stres dan ketidakmampuan mengatasinya dapat menyebabkan perasaan kewalahan sehingga seseorang tidak dapat melakukan fungsi normal sehari-hari.

Beberapa hal yang mungkin memicu mental breakdown dikutip dari laman WebMD di antaranya tragedi yang tiba-tiba, perubahan besar dalam hidup, stres terus-menerus di tempat kerja (terkadang disebut sebagai burnout, kecemasan, depresi, kualitas tidur yang buruk, perundungan hingga masalah keuangan.

Mengalami stres adalah bagian normal dari kehidupan. Ketika perasaan menjadi terlalu berlebihan, hal itu dapat menyebabkan gangguan mental.

Meskipun gangguan ini menakutkan dan melemahkan, ada beberapa hal yang dapat dilakukan. Mengenali tanda-tandanya, mengambil tindakan pencegahan, dan mendapatkan pengobatan dapat membantu.

Tanda-tanda mental breakdown

Gangguan saraf menyebabkan ketidakmampuan untuk berfungsi secara normal, setidaknya untuk sementara. Namun, ada beberapa tanda yang dapat menunjukkan seseorang tengah mengalami stres berat.  Berikut beberapa tanda dan gejala yang harus diwaspadai:

Merasakan gejala kecemasan/depresi

Perasaan dan tindakan cemas atau depresi merupakan respons umum terhadap stres. Ini termasuk rendah diri, ketakutan, mudah tersinggung, khawatir, merasa tidak berdaya, menarik diri dari keluarga dan teman, kehilangan minat pada aktivitas favorit, sulit bernapas, menangis tak terkendali, pikiran untuk menyakiti diri sendiri atau bunuh diri.  Stres yang tidak tertahankan dapat menyebabkan gangguan saraf.

Sulit konsentrasi

Penelitian telah menunjukkan bahwa stres mempengaruhi pikiran dan tubuh. Stres jangka panjang dapat menyebabkan perubahan struktural di otak, yang dapat memengaruhi daya ingat dan menyebabkan kesulitan berkonsentrasi. Dalam kasus ekstrem, terlalu banyak kortisol bahkan dapat menyebabkan hilangnya ingatan.

Insomnia

Bagi sebagian orang, stres yang berlebihan dapat menyebabkan insomnia sehingga sulit untuk tertidur dan tetap tertidur. Ketika tidak bisa tidur, otak dan tubuh tidak dapat pulih dari stres, yang pada gilirannya dapat memperburuk stres dan kecemasan. Kurang tidur juga dapat mempengaruhi kesehatan fisik dan kinerja mental. Orang lain mungkin merespons stres dengan tidur berlebihan, yang juga dapat menyebabkan masalah mental dan fisik.

Kelelahan ekstrem

Terlalu banyak stres dapat membuat kita merasa sangat lelah. Mungkin merasa lelah karena kurang tidur, atau bahkan merasa lelah karena terlalu banyak tidur. Seiring waktu, kelelahan kronis dan stres dapat menyebabkan gangguan mental.

Perubahan nafsu makan

Stres dapat menyebabkan perubahan nafsu makan. Beberapa orang mengatasi stres dengan makan berlebihan, yang dapat menyebabkan penambahan berat badan yang tidak diinginkan. Bagi yang lain, stres dapat menyebabkan hilangnya nafsu makan.

Masalah pencernaan

Stres dan kecemasan dapat menyebabkan masalah perut seperti kram, kembung, sembelit, dan diare. Jika menderita sindrom iritasi usus besar, stres dapat memicu kambuhnya penyakit, yang dapat menyebabkan ketidaknyamanan pencernaan. Bagi yang stres dan mulai memperhatikan gejala-gejala ini, itu bisa menjadi tanda bahwa ia sedang menuju gangguan saraf.

Halusinasi

Dalam beberapa kasus, stres ekstrem bahkan bisa menyebabkan halusinasi. Penderita mungkin mendengar atau melihat hal-hal yang sebenarnya tidak ada.

Mengobati mental breakdown

Bukan hal yang aneh jika kita merasa terbebani dengan tuntutan hidup. Perawatan yang tepat untuk gangguan saraf terutama bergantung pada penyebab dan individunya. Beberapa perawatan umum meliputi:

Perubahan gaya hidup

Kelelahan mental adalah ciri umum dari gangguan mental. Bagi sebagian orang, istirahat dan menghilangkan stres bisa menjadi pengobatan rumahan yang efektif. Perubahan mungkin mencakup hal-hal seperti:

* Mengurangi jumlah kewajiban harian.

* Berjalan-jalan atau menambahkan beberapa bentuk olahraga ke dalam rutinitas.

* Makan makanan yang sehat.

* Beristirahatlah saat membutuhkannya.

* Berlatih meditasi.

* Menghabiskan waktu di alam.

Pengobatan

Dokter mungkin meresepkan obat antidepresan atau obat anticemas untuk membantu mengatasi gejala gangguan saraf. Jika stres menyebabkan insomnia, dokter akan meresepkan obat tidur. Gangguan tidur dapat memperburuk stres dan kecemasan, yang hanya memperburuk insomnia.

Psikoterapi

Juga dikenal sebagai terapi wicara, psikoterapi membantu mengatasi gangguan saraf dan mengurangi risiko mengalami gangguan saraf lainnya. Berbicara dengan profesional dapat membantu memproses pikiran dan menciptakan solusi yang mengurangi stres dan kecemasan. (BS)