Berandasehat.id – Ambing sapi memiliki reseptor yang sama terhadap virus flu seperti halnya manusia dan burung, sehingga meningkatkan kekhawatiran bahwa sapi dapat menjadi ‘tangki pencampur’ yang membantu penyebaran virus flu burung di antara manusia.
Hal ini berdasarkan penelitian baru yang dilakukan oleh para ilmuwan di Universitas Kopenhagen dan Rumah Sakit Penelitian Anak St. Jude di Memphis dan diterbitkan sebagai studi pracetak di bioRxiv.
Para ilmuwan memeriksa sampel jaringan otak, pernapasan, dan kelenjar susu yang diambil dari sejumlah kecil sapi dan seekor anak sapi. Mereka menodai jaringan tersebut dan meletakkannya di bawah mikroskop untuk melihat jenis reseptor apa yang akan ditemukan.
Tim peneliti menemukan bahwa kantung ambing sapi mengandung jenis reseptor flu yang terkait dengan burung dan juga yang ditemukan pada manusia. Reseptor ini adalah jenis yang dapat ditempelkan oleh virus flu burung seperti H5N1. Jaringan dari otak dan saluran pernapasan sapi memiliki reseptor yang jauh lebih sedikit.
“Hasil ini memberikan alasan mekanistik atas tingginya tingkat virus H5N1 yang dilaporkan dalam susu sapi yang terinfeksi dan menunjukkan bahwa sapi mempunyai potensi untuk bertindak sebagai wadah pencampur generasi baru [virus influenza],” tulis para peneliti dalam penelitian tersebut dikutip laman WebMD.

Perlu diketahui, ketika hewan bertindak sebagai wadah pencampur, jenis flu yang berbeda dapat menukar materi genetik untuk membentuk jenis penyakit baru.
Babi dapat terinfeksi virus flu manusia dan burung dan sebelumnya telah dianggap sebagai wadah pencampur virus yang dapat menimbulkan ancaman pandemi, Stat News melaporkan.
Studi baru ini menunjukkan bahwa sapi bisa menjadi wadah pencampur pandemi flu burung.
“Pracetak baru ini menunjukkan secara meyakinkan bahwa sapi memiliki reseptor flu manusia dan flu burung di kelenjar susu mereka,” Sam Scarpino, PhD, direktur kecerdasan buatan dan ilmu kehidupan di Northeastern University, mencuit di X (Twitter). “Hasilnya, sapi perah *mungkin* memiliki potensi yang sama dengan babi untuk menjadi perantara evolusi antara flu burung dan flu manusia.”
Sejak akhir Maret, infeksi burung telah ditemukan di 42 kelompok ternak di sembilan negara bagian Amerika, menurut USDA. (BS)