Berandasehat.id – Pada puncak pandemi COVID-19 pada 2021, VITT muncul sebagai penyakit baru setelah vaksin berbasis vektor adenovirus – terutama vaksin Oxford-AstraZeneca.
Penelitian baru yang dipimpin oleh Flinders University dan para ahli internasional memperluas pemahaman tentang trombositopenia dan trombosis imun yang disebabkan oleh vaksin (dikenal sebagai VITT).
VITT ditemukan disebabkan oleh autoantibodi darah yang sangat berbahaya yang ditujukan terhadap protein yang disebut faktor trombosit 4 (atau PF4).
Dalam penelitian terpisah pada 2023, para peneliti dari Kanada, Amerika Utara, Jerman dan Italia menggambarkan kelainan yang hampir identik dengan antibodi PF4 yang sama yang berakibat fatal dalam beberapa kasus setelah infeksi alami adenovirus (flu biasa).
Peneliti Universitas Flinders Dr. Jing Jing Wang dan Profesor Flinders Tom Gordon, Kepala Imunologi di SA Pathology di Australia Selatan, memimpin penelitian sebelumnya pada tahun 2022 yang memecahkan kode molekul antibodi PF4 dan mengidentifikasi faktor risiko genetik yang terkait dengan gen antibodi disebut IGLV3.21*02.

Kini, kelompok Flinders telah berkolaborasi dengan kelompok peneliti internasional ini untuk menemukan bahwa antibodi PF4 pada VITT terkait infeksi adenovirus dan VITT vektor adenoviral klasik memiliki sidik jari atau tanda tangan molekuler yang identik.
Penelitian ini juga akan berdampak pada peningkatan pengembangan vaksin, kata peneliti Flinders University, Dr. Wang, penulis pertama artikel yang diterbitkan di New England Journal of Medicine berjudul ‘Antibody Fingerprints Linking Adenoviral Anti-PF4 Disorders’.
“Temuan ini, dengan menggunakan pendekatan baru untuk menargetkan antibodi darah yang dikembangkan di Flinders University, menunjukkan faktor pemicu umum pada struktur virus dan vaksin yang memicu antibodi pF4 patologis,” jelas Profesor Gordon.
Dia menambahkan, jalur produksi antibodi yang mematikan pada kelainan ini harus identik dan memiliki faktor risiko genetik yang serupa.
“Temuan kami mempunyai implikasi klinis yang penting bahwa pembelajaran dari VITT dapat diterapkan pada kasus-kasus langka pembekuan darah setelah infeksi adenovirus (flu biasa), serta mempunyai implikasi terhadap pengembangan vaksin,” tandas Profesor Gordon. (BS)