Berandasehat.id – Penyakit hati berlemak non-alkohol (NAFLD) adalah manifestasi fisiologis dari obesitas pada hati. Prevalensi NAFLD telah meningkat dari 25,24% pada tahun 2015 menjadi 29,38% pada tahun 2021, dan kondisi ini kini menyumbang 45,8% dari seluruh kasus kematian terkait penyakit hati kronis di seluruh dunia.
Para peneliti di Edith Cowan University (ECU) sedang menyelidiki efek asam ellagic, antioksidan yang ditemukan dalam beberapa buah dan sayuran, dalam menghentikan dan berpotensi membalikkan kerusakan yang disebabkan oleh penyakit hati berlemak. Makalah itu telah dipublikasikan di jurnal Antioxidants.
Saat ini tidak ada pengobatan untuk pengelolaan NAFLD jangka panjang; namun, intervensi pola makan telah diteliti untuk pengobatan penyakit ini, termasuk beberapa senyawa polifenol seperti asam ellagic.
Peneliti ECU Dr. Lois Balmer dan mahasiswa Ph.D Tharani Senavirathna mencatat bahwa asam ellagic, yang ditemukan dalam berbagai makanan seperti raspberry, delima, blackberry, dan kacang pecan, dikenal luas karena sifat antioksidannya, tetapi juga menunjukkan sifat antiradang, antifibrotik, dan antikanker.
“Asam ellagic menonjol sebagai senyawa polifenol yang luar biasa, memiliki beragam sifat farmakologis yang menjanjikan dalam mengobati berbagai penyakit kronis, termasuk NAFLD,” sebut Balmer.
Karena efek biologisnya yang beragam, tanaman yang dapat dimakan yang mengandung asam ellagic, dan turunannya diakui sebagai makanan fungsional yang berharga untuk meningkatkan kesehatan manusia.

Selain itu, terdapat bukti yang menunjukkan bahwa asam ellagic, bila dikombinasikan dengan nutraceutical antioksidan lainnya, menunjukkan efek terapeutik yang sinergis, menjadikannya kandidat potensial untuk terapi kombinasi.
Senavirathna terlibat dalam studi percontohan yang dilakukan sebelumnya untuk menyelidiki efek beberapa senyawa polifenol pada NAFLD, dengan asam ellagic yang paling menjanjikan dalam mengurangi peradangan.
Sebuah penelitian yang lebih besar kini sedang dilakukan yang juga akan menyelidiki pada titik mana pengobatan penyakit tidak efektif untuk membalikkan kerusakan pada hati. (BS)