Berandasehat.id – Stroke, keadaan darurat medis yang biasanya terjadi pada orang lanjut usia, meningkat di kalangan orang muda. Sebuah studi oleh Badan Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit AS (CDC) yang dirilis baru-baru ini menyebut insiden stroke yang dilaporkan sendiri meningkat 14,6% di antara orang berusia 18 hingga 44 tahun dan sekitar 15,7% di antara orang berusia 45 hingga 64 tahun dari tahun 2011-2013 hingga 2020-2022.

Data tentang stroke dimasukkan dalam Laporan Mingguan Morbiditas dan Kematian CDC. Orang-orang yang ikut serta dalam Sistem Pengawasan Faktor Risiko Perilaku ditanya apakah dokter atau ahli kesehatan lainnya pernah memberi tahu bahwa mereka menderita stroke. Stroke adalah penyebab kematian kelima di AS menurut CDC.

Di semua kelompok umur, laporan stroke meningkat 7,8% selama periode tersebut. Hal ini merupakan kebalikan dari tahun 2006-2010, ketika angka stroke pada semua kelompok umur turun 3,7%.

Para peneliti mengatakan obesitas dan epidemi opioid mungkin menjadi penyebab meningkatnya stroke di kalangan generasi muda Amerika.

Dari tahun 1999-2000 hingga 2017-2018, obesitas meningkat dari 27,5% menjadi 43% pada laki-laki dan dari 33,4% menjadi 41,9% pada perempuan, menurut data CDC. Tingkat obesitas tertinggi pada tahun 2017-2018 adalah 44,8%, di antara orang-orang berusia 40 hingga 59 tahun.

Para peneliti juga mencatat peningkatan rawat inap dari tahun 2006 hingga 2015 di antara orang-orang di bawah 45 tahun karena stroke terkait penggunaan opioid.

Studi tersebut menemukan perbedaan demografi stroke selama periode penelitian 2011-2013 hingga 2020-2022.

Laporan mengenai stroke meningkat sebesar 9,3% pada wanita, 6,2% pada pria, 7,8% pada orang dewasa berkulit hitam, 7,2% pada orang dewasa berkulit putih, 16,1% pada orang Hispanik, dan 52,3% pada penduduk asli Hawaii atau Kepulauan Pasifik.

Laporan mengenai stroke juga meningkat di 10 negara bagian, dengan Ohio (20,9%) dan Tennessee (20,7%) melaporkan peningkatan terbesar.

Mengidentifikasi dan memahami faktor demografi yang terkait dengan stroke, dan kesenjangan dalam prevalensi stroke, mungkin membantu memfokuskan intervensi program dan klinis untuk meningkatkan pencegahan dan pengobatan stroke di tingkat negara bagian dan nasional, demikian laporan WebMD. (BS)