Berandasehat.id – Wanita hamil lebih mungkin mengalami persalinan prematur dan melahirkan lebih awal setelah gelombang panas yang berlangsung selama empat hari berturut-turut, menurut penelitian baru.

Para peneliti mengamati catatan kesehatan 53 juta wanita yang melahirkan dari tahun 1993 hingga 2017 di 50 wilayah metro di Amerika Serikat. Mereka menemukan bahwa setelah 4 hari terjadinya gelombang panas, terdapat 2% lebih banyak kelahiran prematur dan 1% lebih banyak persalinan dini, menuurt temuan yang dipublikasikan di jurnal JAMA Network Open.

Studi tersebut mengatakan bahwa setiap kenaikan suhu rata-rata sebesar 1 derajat Celcius di atas ambang batas dikaitkan dengan kenaikan sebesar 1% pada tingkat kelahiran prematur.

Temuan ini tepat waktu karena musim panas yang sangat panas diperkirakan akan terjadi pada tahun ini, menyusul musim panas pada tahun 2023 yang memiliki suhu yang memecahkan rekor, kata para peneliti.

“Kami memperkirakan musim panas yang sangat hangat tahun ini, dan karena perubahan iklim, kita akan mengalami lebih banyak gelombang panas di masa depan,” ujar Howard Chang, PhD, profesor biostatistik dan bioinformatika di Rollins School of Public Health di Emory University, dan penulis senior makalah tersebut.

“Penelitian kami menunjukkan bahwa peningkatan suhu ini dapat berdampak buruk pada bayi, karena bayi yang lahir prematur dapat mengalami masalah kesehatan dan biaya perawatan kesehatan tambahan,” imbuh Chang.

Studi tersebut mendefinisikan gelombang panas terjadi ketika suhu rata-rata lebih tinggi dari 97,5% hari-hari biasa selama 4 hari berturut-turut. Kelahiran prematur terjadi sebelum usia kehamilan 37 minggu. Kehamilan normal adalah 40 minggu, demikian WebMD. (BS)