Berandasehat.id – Kafein dan stres ternyata bisa mempengaruhi irama jantung. Menurut dokter spesialis jantung dan pembuluh darah, dr. Alexandra Gabriella Sp.J.P FIHA (Gaby), mengatakan hormon yang tidak stabil karena stres dapat mengganggu kelistrikan di jantung dan mengakibatkan detak jantung menjadi tidak stabil.
“Terasa ada detak tambahan yang tidak wajar,” kata Dokter Gaby dalam diskusi yang dihelat RS Pondok Indah Group di Jakarta, baru-baru ini.
Untuk diketahui, jantung yang normal memiliki degupan reguler/teratur. “Pada kondisi aritmia (gangguan irama jantung), maka detak jantungnya tidak normal, dalam hal ini bisa pelan, bisa lebih cepat, atau bahkan tidak berdetak” lanjut Dokter Gaby. “Premature heart beats itu bagian dari aritmia. Terasa ada detak yang menghilang.”
Irama jantung yang sehat dan normal adalah 60-100 kali per menit. Apabila irama jantung terasa lebih cepat dan ada detak tambahan yang tidak teratur maka disarankan untuk melakukan pemeriksaan elektrokardiogram (EKG) atau memeriksa kelainan hormon pada tubuh.

Gejala aritmia yang mungkin dirasakan penderita mencakup detak jantung yang tidak teratur, sesak napas, pusing, lemas, dan sensasi tidak nyaman di dada atau pingsan.
Dokter Gaby mengatakan, tidak selamanya pingsan itu berbahaya. “Misalnya pingsan karena kekurangan cairan atau saat cuaca panas. Pingsan yang tidak bahaya biasanya terjadi saat berdiri, ada gejala awal yang jelas, atau dicetuskan rangsangan spesifik misalnya takut jarum, pas mau disuntik jadi pingsan,” ujarnya.
Pingsan yang berbahaya adalah terkait kelainan jantung. “Pingsan yang bahaya terjadi saat aktivitas, dengan posisi pingsan telentang, dengan tanda awal tidak jelas. Juga memiliki riwayat sakit jantung atau meninggal mendadak pada keluarga. Ini yang harus diwaspadai,” tutur Dokter Gaby.
Gaby lebih lanjut mengatakan, selain stres, kafein juga dapat mengakibatkan irama jantung menjadi tidak normal, karena ada zat simpatomimetik yang memicu tekanan darah menjadi naik, detak jantung bertambah menjadi cepat.
Untuk itu, bagi orang dengan riwayat darah tinggi dan memiliki gangguan irama jantung, sebisa mungkin tidak keseringan menenggak kafein. Pun bagi yang tidak memiliki riwayat aritmia, konsumsi kafein harus dalam batas wajar.

Hindari pijatan pada leher
Satu hal yang perlu diingat, penyandang aritmia sebaiknya tidak melakukan pijatan pada bagian leher. Alasannya, di bagian leher terdapat saraf penting, nervus vagus, yang berperan dalam mengatur irama jantung dan tekanan darah.
Dokter Gaby menjelaskan, pijatan pada leher bisa menekan saraf tersebut, menyebabkan detak jantung semakin rendah, dan memicu efek samping seperti penurunan tekanan darah yang signifikan. “Bisa menyebabkan pandangan yang kabur, dan bahkan pingsan,” terangnya.
Ada alasan lain mengapa pijatan di leher sebaiknya dihindari, yakni prosedur pijatan di area ini juga berisiko membawa pengapuran dan plak yang terbawa melalui aliran darah ke otak, meningkatkan risiko stroke.
Selain menghindari pijatan leher, penderita aritmia juga disarankan mengurangi tekanan saat mengejan atau melakukan aktivitas olahraga yang terlalu berat/kompetitif. Olahraga yang disarankan tidak bersifat kompetitif, seperti bersepeda, berjalan kaki atau jogging, dan berenang. (BS)