Berandasehat.id – Wabah mpox telah menewaskan satu orang dan menginfeksi empat orang lainnya di Afrika Selatan. Pihak berwenang negara itu mengatakan pihaknya sedang berusaha untuk mendapatkan lebih banyak obat untuk pengobatan sebagai tindakan pencegahan.

Kelima kasus tersebut, yang dilaporkan antara 8 Mei dan 7 Juni, adalah yang pertama tercatat di negara itu sejak tahun 2022, kata Menteri Kesehatan Joe Phaahla kepada wartawan. “Satu kematian terlalu banyak, terutama akibat penyakit yang dapat dicegah dan ditangani,” kata Phaahla dikutip AFP, Rabu (12/6/2024).

Ia mendesak mereka yang diduga memiliki gejala untuk mencari pertolongan medis dan membantu melacak kontak.

Sebelumnya dikenal sebagai cacar monyet, mpox adalah penyakit virus yang ditularkan melalui kontak dekat dengan manusia atau hewan yang terinfeksi, serta melalui bahan seperti lembaran yang terkontaminasi.

Penyakit ini menyebabkan luka yang menyakitkan dan jaringan parut, terutama pada wajah, anus dan alat kelamin. Gejala umum termasuk ruam kulit, demam, sakit kepala, nyeri otot, dan pembengkakan kelenjar getah bening, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Mpox pertama kali ditemukan pada manusia pada tahun 1970 di Republik Demokratik Kongo, dan sejak itu penyebarannya terbatas pada negara-negara tertentu di Afrika Barat dan Tengah.

Namun pada Mei 2022, infeksi melonjak di seluruh dunia, sebagian besar terjadi di kalangan laki-laki yang berhubungan seks dengan sesama jenis, sehingga WHO menyatakan hal ini sebagai darurat kesehatan global.

Badan PBB tersebut mengakhiri peringatan tersebut tahun lalu tetapi penularan mpox tingkat rendah terus berlanjut di seluruh dunia.

Lebih dari 97.000 kasus dan 186 kematian dilaporkan di 117 negara dalam empat bulan pertama tahun 2024, menurut WHO.

Phaahla mengatakan bahwa semua orang yang baru terinfeksi di Afrika Selatan adalah laki-laki berusia 30-an. Kasus mereka tergolong parah. Dua orang masih dirawat di rumah sakit, katanya.

“Tujuan kami adalah mendapatkan persediaan obat Tecovirimat agar bisa digunakan dengan cepat jika situasi saat ini menyebabkan wabah lebih luas,” tandas Phaahla, mengacu pada obat antivirus. (BS)