Berandasehat.id – Puasa intermiten menjadi strategi penurunan berat badan yang banyak digunakan karena terbukti bermanfaat. Tak hanya itu, puasa intermiten juga dapat mengelola kadar gula darah pada penderita diabetes.

Sebuah penelitian yang diterbitkan di jurnal JAMA Network menunjukkan bahwa mengikuti rencana puasa intermiten tertentu, seperti teknik puasa intermiten 5:2 dan diet pengganti makanan, dapat membantu meningkatkan kontrol glikemik pada penderita diabetes tipe 2.

Teknik 5:2 merupakan teknik diet dimana individu mengonsumsi makanan biasa selama 5 hari dan mengurangi asupan kalori pada hari puasa menjadi 500–600 kalori per hari.

Untuk penelitian ini, para peneliti mengevaluasi 405 orang dewasa di Tiongkok yang mengalami obesitas atau kelebihan berat badan dan telah didiagnosis menderita diabetes tipe 2 dalam setahun terakhir. Para peserta secara acak ditugaskan untuk menerima obat diabetes metformin, empagliflozin, atau mengikuti rencana penggantian makanan 5:2 selama 16 minggu.

Dalam rencana penggantian makanan 5:2, peserta makan satu kali makan yang terdiri dari makanan atau minuman kemasan sebagai pengganti tiga kali makan biasa dalam dua hari setiap minggunya. Di hari lain, mereka boleh makan apa saja untuk sarapan dan makan siang, namun harus memperhatikan asupan kalori dan menyiapkan makanan pengganti untuk makan malam.

Seluruh peserta juga mendapat panduan olahraga, pola makan, dan edukasi diabetes setiap empat minggu sekali.

Selama masa percobaan, mereka yang mengikuti rencana penggantian makanan 5:2 mengalami penurunan rata-rata kadar glukosa darah HbA1C yang paling besar, bersamaan dengan penurunan berat badan yang lebih besar dan penurunan lingkar pinggang dan pinggul yang signifikan dibandingkan dengan kelompok lainnya.

“Dalam uji klinis acak terhadap 405 orang dewasa, pendekatan penggantian makanan 5:2 mencapai kontrol glikemik yang lebih baik pada 16 minggu dibandingkan dengan metformin dan empagliflozin,” kata peneliti.

Peneliti menemukan bahwa di antara orang dewasa di Tiongkok yang kelebihan berat badan atau obesitas dan baru didiagnosis diabetes tipe 2, pendekatan MR 5:2 mencapai perbaikan signifikan dalam pengendalian glikemik dan penurunan berat badan dalam periode 16 minggu, sekaligus meningkatkan tekanan darah dan trigliserida serta HDL (kolesterol baik).

Oleh karena itu, MR 5:2 berpotensi berfungsi sebagai intervensi gaya hidup awal yang efektif dibandingkan obat antidiabetes untuk diabetes tipe 2 tahap awal.

Berdasarkan temuan studi, tim peneliti menyerukan penyelidikan lebih lanjut untuk memperkirakan manfaat tambahan dari menggabungkan diet puasa intermiten 5:2 dengan teknik penggantian makanan. (BS)