Berandasehat.id – Raksasa farmasi Swiss, Roche, akan segera mulai memasarkan perangkat yang menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk memprediksi kemungkinan kejadian gula darah rendah pada malam hari. Diharapkan hal ini dapat membantu penderita diabetes tidur tanpa rasa khawatir.

Diabetes adalah penyakit metabolik kronis yang ditandai dengan peningkatan kadar gula darah yang diobati dengan suntikan insulin. Penderita diabetes juga dapat mengalami masalah kadar gula darah rendah – hipoglikemia – pada malam hari yang mengganggu tidur mereka, beberapa memerlukan intervensi medis.

Lebih dari 422 juta orang menderita diabetes di seluruh dunia pada tahun 2014, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dengan meningkatnya tingkat obesitas yang mendorong peningkatan jumlah diabetes tipe 2, yang terjadi ketika tubuh menjadi resisten terhadap insulin atau tidak menghasilkan cukup insulin.

Roche mengatakan monitor glukosa berkelanjutan terbarunya, yakni sebuah sensor yang dapat dikenakan, melakukan pembacaan kadar gula darah setiap lima menit dan dipasangkan dengan aplikasi AI.

“Algoritma prediktif terintegrasi yang didukung AI mengindikasikan risiko hipoglikemia dalam 30 menit ke depan. Selanjutnya memperkirakan bagaimana kadar glukosa akan berkembang dalam dua jam ke depan, dan memperkirakan risiko hipoglikemia di malam hari,” menurut Roche dikutip AFP, Selasa (9/7/2024).

Teknologi ini memungkinkan intervensi proaktif sebelum kadar glukosa memerlukan perhatian segera dan dirancang untuk mengurangi kekhawatiran tentang hipoglikemia malam hari dan menurunkan risikonya, bunyi pernyataan Roche.

Dikatakan bahwa algoritma AI prediktif melampaui persyaratan kinerja tinggi dalam hal akurasi dan menilai sistem tersebut memenuhi standar kesehatan dan keselamatan Eropa.

Meskipun aplikasi AI generatif seperti ChatGPT telah menarik perhatian publik paling besar, kecerdasan buatan semakin banyak digunakan di sejumlah bidang seperti penerjemahan bahasa dan pengenalan gambar, termasuk untuk membantu para profesional medis. (BS)