Berandasehat.id – Penyakit herpes zoster atau lazim disebut cacar api, yang disebabkan oleh reaktivasi virus Varicella zoster, dapat terjadi lebih umum dari yang kita pikirkan.
Disampaikan Spesialis Penyakit Dalam Alergi Immunologi Klinik, Prof. Dr. dr. Samsuridjal Djauzi, SpPD-KAI, FINASIM, FACP, lebih dari 90% orang dewasa memiliki virus Varicella zoster (VZV) yang dorman di sistem saraf mereka. “Virus itu menunggu untuk tereaktivasi kembali seiring bertambahnya usia – dan berisiko terkena herpes zoster karena penurunan fungsi kekebalan terkait usia,” ujarnya dalam temu media yang dihelat GSK di Jakarta, baru-baru ini.
Perlu diketahui, 1 dari 3 individu berisiko mengalami herpes zoster selama hidup mereka.
Prof. Samsuridjal mengatakan rasa sakit dari herpes zoster sering digambarkan seperti rasa sakit yang mendalam, membakar, menusuk, atau nyeri.
Perlu diketahui, neuralgia pasca-herpes (NPH) adalah nyeri saraf jangka panjang yang dapat berlangsung berminggu-minggu, berbulan-bulan atau kadang dapat bertahan selama beberapa tahun. “Ini merupakan komplikasi paling umum dari herpes zoster, terjadi pada 5-30% dari semua kasus cacar api tergantung pada usia individu,” terangnya.
Komplikasi lainnya termasuk infeksi saraf di sekitar mata, lasim disebut herpes zoster oftalmikus, yang terjadi hingga 25% pasien dan dalam kasus yang jarang menyebabkan kehilangan penglihatan, kejadian kardiovaskular dan serebrovaskular, seperti serangan jantung dan stroke, serta gangguan pendengaran.

Dampak Herpes Zoster Lampaui Gejala Fisik
Namun, sejatinya dampak herpes zoster melampaui gejala fisik. Pasien dapat mengalami efek psikologis, seperti depresi dan efek sosial dan fungsional seperti penurunan kualitas hidup yang signifikan dan gangguan pada aktivitas sehari-hari, seperti berkurangnya aktivitas perkumpulan sosial, atau berpergian.
Prof. Samsuridjal menekankan pentingnya untuk memprioritaskan upaya pencegahan, terutama di antara populasi berisiko tinggi. “Infeksi influenza dan herpes zoster telah terbukti meningkatkan risiko komplikasi kardiovaskular dan neurovaskular – misalnya, serangan jantung dan stroke – dalam beberapa bulan setelah infeksi akut,” tuturnya.
Kondisi imunokompromi (sistem kekebalan melemah) seperti HIV, kanker, diabetes, penyakit kardiovaskular, penyakit ginjal, dan bahkan tenaga kesehatan profesional berisiko tertular infeksi virus.
Kondisi ini melemahkan sistem kekebalan tubuh, sehingga lebih sulit bagi tubuh untuk menangkis reaktivasi virus. Karenanya, tenaga kesehatan profesional yang sering melakukan kontak dekat dengan pasien mungkin lebih rentan tertular virus Varicella zoster.
Pembaruan Jadwal Imunisasi Dewasa
Kesempatan sama, Ketua Satgas Imunisasi Dewasa PAPDI Dr. dr. Sukamto Koesnoe, SpPD, K-AI, menyoroti pentingnya pembaruan pada Jadwal Imunisasi Dewasa. Pasalnya jadwal imunisasi itu berfungsi sebagai alat referensi penting bagi orang dewasa untuk tetap terinformasi mengenai vaksinasi yang direkomendasikan.
Pembaruan yang dibuat pada jadwal ini menandai sebagai langkah maju yang signifikan dalam perawatan kesehatan preventif dan menyoroti pentingnya imunisasi tepat waktu, sebutnya.
Jadwal ini juga mencakup pembaruan rekomendasi untuk penyakit seperti HPV, herpes zoster, dan pneumonia pada kelompok usia tertentu.
“Penting untuk memprioritaskan vaksinasi untuk individu dalam populasi berisiko tinggi, termasuk mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah dan kondisi medis kronis,” tutur dr. Sukamto.
Dia mendorong tenaga kesehatan profesional dan media untuk mengetahui Jadwal Imunisasi Dewasa yang telah diperbarui dan rekomendasi spesifik yang telah diberikan oleh Satgas Imunisasi Dewasa PAPDI.
Dengan menerapkan pedoman ini ke dalam praktik sehari-hari tenaga medis bisa untuk memastikan bahwa pasien dapat menerima vaksin yang sesuai dengan interval yang telah direkomendasikan serta meningkatkan perlindungan terhadap penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin.
Dokter Sukamto juga menekankan, vaksinasi dapat menurunkan risiko komplikasi penyakit kronis yang berpotensi berbiaya mahal.
Selain memberikan manfaat sosial dan ekonomi, vaksinasi pada orang dewasa dapat mencegah penyebaran penyakit serius yang dapat mengakibatkan kesehatan yang buruk, kehilangan pekerjaan, tagihan medis, dan ketidakmampuan dalam merawat keluarga.
Terkait dengan produk vaksin, Country Medical Doctor GSK Indonesia dr. Calvin Kwan, GSK memasok vaksin ke lebih dari 160 negara, melindungi individu sepanjang hidup mereka dari berbagai penyakit. “Setiap tahun, vaksinasi berperan penting dalam mencegah sekitar 3.5-5 juta kematian di seluruh dunia,” ujarnya.

Vaksinasi juga membantu melawan resistensi antimikroba (AMR). Pencegahan terhadap penyakit infeksi bakteri dan virus dapat mengurangi konsumsi antibiotik dan memperlambat tingkat AMR.
Sekitar 700.000 orang meninggal setiap tahunnya di seluruh dunia karena penyebab yang berkaitan dengan AMR. Tanpa tindakan, angka ini bisa meningkat menjadi 10 juta pada tahun 2050.
GSK, sebut dr. Calvin, berkomitmen untuk mengembangkan vaksin baru dan yang lebih baik untuk memenuhi kebutuhan individu dan masyarakat yang terus berkembang. “Kami menyadari pentingnya mengikuti tren penyakit dan menginvestasikan sumber daya untuk penelitian dan pengembangan dalam mengatasi masalah yang muncul di industri kesehatan,” bebernya.
Jadwal Imunisasi Dewasa 2024 dapat diakses di http://www.satgasimunisasipapdi.com. (BS)