Berandasehat.id – Periode emas untuk mengurangi risiko kematian dan kecacatan permanen yang disebabkan oleh stroke adalah 4,5 jam. Oleh sebab itu, pasien stroke harus segera mendapatkan penanganan di rumah sakit yang tepat.

Untuk diketahui, stroke menempati peringkat kedua penyebab kematian di seluruh dunia dan merupakan salah satu penyebab utama kecacatan, sehingga menimbulkan beban ekonomi yang signifikan.

Setiap 30 menit, satu pasien stroke yang seharusnya bisa diselamatkan, meninggal dunia atau cacat permanen, karena dirawat di rumah sakit yang salah. Karena itu, penerapan konsep unit komprehensif pelayanan stroke terpadu di rumah sakit telah terbukti efektif menekan angka kematian dan menurunkan derajat kecacatan dan lama perawatan. 

“Penanganan stroke selama tahap akut, beberapa prosedur pembedahan dan pengobatan mungkin diperlukan dan unit perawatan stroke yang memadai terbukti mampu mengurangi risiko kematian dan kecacatan pada pasien,” kata Prof. Dr. dr. Yoga Yuniadi, SpJP (K), FIHA dalam temu media di sela sosialisasi Stroke Ready Hospital – Siloam Hospitals TB Simatupang di Jakarta, Kamis (15/8/2024).

Ilustrasi check list penanganan stroke (dok. ist)

Menurut konsultan spesialis jantung dan pembuluh darah itu, terapi trombolitik dengan rtPA merupakan terapi yang direkomendasikan oleh Heart American Heart Association/American Stroke Association (AHA/ASA) dan European Stroke Organization (ESO) untuk pasien dengan stroke iskemik akut yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.

Terapi trombolitik akan mengurangi kecacatan sedang hingga berat, sampai 30%. Tindakan prosedur trombolitik dapat dilakukan setelah pasien melakukan pemeriksaan diagnostik, yaitu CT-Scan, dan dapat dilanjutkan terapi trombolisis bila dinyatakan stroke dengan sumbatan.

Selain penanganan pada pasien stroke, sebut Prof. Yoga, para penyintas stroke mungkin memerlukan perawatan dengan obat-obatan seumur hidup, rehabilitasi, dan dukungan pengasuh untuk mencapai hasil kesehatan yang optimal.

“Komponen penting dari perawatan jangka panjang pasien stroke adalah penanganan gejala sisa seperti kesulitan menelan, depresi, dan spastisitas,” ujar Prof. Yoga.

Stroke Ready Hospital

Melihat kondisi ini, dibutuhkan komitmen untuk memberikan penanganan stroke yang cepat dan efektif di Indonesia. Siloam Hospitals TB Simatupang telah memboyong WSO Angels Awards dengan Gold Status sebanyak 2 kali sejak 2020 dan meningkat ke Diamond Status sebanyak 5 kali sejak 2023 karena pencapaian dalam penanganan stroke pada kurun waktu 60 menit.

Medical Managing Director Siloam Hospitals Group dr. Grace F. Indradjaja, M.M, mengatakan secara global, angka mortalitas tahunan akibat stroke adalah sekitar 5,5 juta. Beban stroke tidak hanya terletak pada angka kematian yang tinggi, tetapi juga morbiditas yang tinggi yang mengakibatkan hingga 50% penyintas mengalami cacat kronis.

Isu peningkatan mortalitas dan morbilitas akibat penyakit stroke menjadi salah satu fokus pelayanan Siloam Hospital Group TB Simatupang dalam meningkatkan angka kesehatan di Indonesia.

“Kami bangga memperkenalkan pencapaian Siloam Hospitals TB Simatupang sebagai ‘Stroke Ready Hospital’ sebagai bukti komitmen dalam memberikan pelayanan kesehatan terbaik bagi masyarakat,” kata dr. Grace.

Prof. Dr. dr. Yoga Yuniadi, SpJP (K), FIHA dan dr. Peter Gunawan Ng, SpN, FAf Neurologie (DE) menjelaskan tentang penanganan stroke (dok. ist)

Kesempatan sama, CEO Siloam Hospitals TB Simatupang Mada Shinta Dewi menambahkan bahwa pengenalan Siloam Hospitals TB Simatupang sebagai ‘Stroke Ready Hospital’ bertujuan untuk mengingatkan masyarakat untuk pilih rumah sakit yang tepat, penanganan yang akurat, dalam waktu yang cepat, gangguan motorik pulih dengan singkat.

Time is brain dalam penanganan stroke menurut dr. Peter Gunawan Ng, SpN, FAf Neurologie (DE) dapat dibuktikan dengan mengukur waktu. “Sejak 2013 kita selalu berupaya menyesuaikan regulasi penanganan pasien stroke, terutama untuk mengoptimalkan waktu penanganan,” ujarnya.

Saat ini, dengan fasilitas dan keahlian seluruh tim ahli di Siloam Hospitals TB Simatupang mampu mengurangi door to needle time dari 75 menit ke 37 menit. “Artinya, Siloam Hospitals TB Simatupang dapat mengurangi 38 menit dari waktu penanganan stroke pada umumnya,” ujar dr. Peter.

Mada menekankan, dengan adanya ‘Stroke Ready Hospital’ diharapkan dapat memberikan dan mewujudkan harapan para pasien stroke dan keluarga. “Karena setiap detik itu berharga,” tandasnya. (BS)